Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bijak Memilih di Tahun Politik

19 Januari 2018   14:19 Diperbarui: 19 Januari 2018   14:32 2837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: radio.suara.wajar

Tahun ini disebut "Tahun Politik"  karena ada 171 daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota menggelar pesta demokrasi Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau bisa disebut Pemilukada. Data terakhir yang direaless Komisi Pemilihan Umum kurang lebih 569 kontestan pasangan Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang siap bertarung, 4 pasangan di tolak. Dari data itu, ada 17 daerah yang melaksanakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, sisanya pemilihan bupati dan wakil bupati. Jumlah keseluruh calon adalah 1146 calon (laki-laki 1045, perempuan 101).  (sumber: baca)

Tahapan penyelengaraan pemilukada pun tengah berlangsung. Tensi politik memanas. Suhu politik mulai mendidih dan tentu sangat terasa di daerah-daerah yang akan menggelar pesta pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Tahun ini kita juga pasti akan mendengar berbagai janji, bahkan beribu-ribu janji politik ditawarkan. Entah dalam bentuk kampanye terbuka ataupun kampanye tertutup. Janji-janji politik itu mungkin sudah mulai terdengar. Ada yang masih sayup-sayup. Atau mungkin ada sudah terdengar keras dan kencang walaupun masih terselubung.

Tahun ini kita juga akan mendengar pemaparan visi dan misi dan program kerja masing-masing calon. Halaman-halaman surat kabar, media online, pamlet, baliho pasti penuh dengan gambar, foto dan profile para kandidat.

Yang jelas semua peserta kompetitor pemilukada pasti menawarkan program-progam muluk untuk menarik simpati. Semua pasangan calon atau paslon kepala daerah dan wakil kepala daerah, tim sukses dan segala tetek bengeknya pasti berbicara soal kesejahteraan dan  kemakmuran. Bahkan kelak kita pasti juga akan diimingi-imingi sejumlah uang atau biasa dikenal dengan sebutan "money politik" untuk memilih calon tertentu.

Bijak Memilih

Menghadapi tahun politik yang penuh hingar-bingar ini tentunya selaku pemilih kita diharapkan untuk bijak memilih. Hak otoritas menentukan pemimpin itu ada ditangan kita. Itulah nafas dan nadi pokok demokrasi yang kita anut. Kedaulatan politik itu ada ditangan kita. Karena itu kendatipun kita diperhadapkan dengan berbagai propganda dan janji-janji politik, selaku pemilih kita diharapkan bijak dalam menentukan pilihan.

Bijak berarti kemampuan menggunakan akal pikiran dalam menentukan sikap terhadap setiap keadaan atau peristiwa sehingga apa yang kita putuskan itu memancarlah keadilan, membawa kedamaian batin dan kebahagian serta sejahteraan bagi orang lain. Oleh karena itu, bijak atau bijaksana dalam memilih merupakan sebuah kemampuan dan kecermatan kita dalam menentukan pilihan yang tepat terhadap calon kepala daerah yang kelak akan memimpin kita dan membangun daerah atau bangsa kita yang tercinta.

Orang yang bijak adalah orang yang berani menolak dan mengatakan tidak terhadap setiap tindakan yang mengadaikan hak pilihnya sebagai hak otoritas dan hak kedaulatannya kepada kesenangan yang bersifat sementara seperti uang, materi dan janji-janji yang belum tentu mendapatkan kepastian.

Bijak Memilih Pemimpin

"Bijak Memilih di Tahun Politik" berarti kita bijak dalam memilih dan menentukan pemimpin yang akan memimpin dan membawa kita kearah yang lebih baik. Pemimpin yang benar-benar mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat yang dipimpinnya.  Itulah makna pokok dilaksanakannya pemilikada yang digelar selama lima tahunan sehingga masyarakat selaku pemegang hak kedaulatan dapat menentukan pemimpinnya sendiri.

Bijak memilih pemimpin berarti kita benar-benar arif dan bijak sana dalam menentukan pilihan siapa yang akan memimpin kita. Memilih itu memang gampang-gampang susah. Tetapi jika kita memiliki hati dan pikiran yang cerdas maka kita pasti mampu menempatkan pilihan dengan benar.

Orang bijak adalah orang yang memilih pimpin bukan karena faktor keluarga atau sedarah. Bukan juga faktor agama, suku, bahasa ataupun memilihkan karena kepentingan tertentu. Itulah makna dan esensi dasar dari azas umum pemilukada yakni langsung umum bebas dan rahasia.  

Namun persoalanya bahwa banyak paslon yang berkompetisi. Artinya kita pasti binggung. Karena peran pemimpin sangat besar dalam menentukan kemajuan daerah maka perlu kiranya kita memilih pemimpin yang berkarakter.

Dari sudut pandangan ini maka pemimpin yang berkarakter itu setidaknya memiliki dimensi-dimensi seperti inspiratif.  Inspiratif artinya seorang pemimpin itu hadir untuk memberikan motivasi dan inspirasi pada orang yang dipimpinnya  untuk untuk menghasilkan hal yang luar biasa dengan sumber daya yang terbatas. Kata dan tindakannya harus menjadi teladan yang memberikan harapan sekaligus semangat bagi masyarakat yang dipimpinya.

Kemudian pemimpin berkarkater setidaknya harus visoner. Artinya memiiliki visi yang jelas untuk masa depan. Kemana akan dibawa daerah yang dipimpinnya Visi itu sebagai cita-cita, impian dan harapan yang akan dicapai oleh masyarakat yang dipimpinnya.

Pemimpin juga yang memiliki keperibadian yang baik atau interigas. Paul J. Meyer menyatakan bahwa "integritas itu nyata dan terjangkau dan mencakup sifat seperti: bertanggung jawab, jujur, menepati kata-kata, dan setia.

Jadi, saat berbicara tentang integritas tidak pernah lepas dari kepribadian dan karakter seseorang, yaitu sifat-sifat seperti: dapat dipercaya, komitmen, tanggung jawab, kejujuran, kebenaran, dan kesetiaan.

Pemimpin juga harus taktis. Artinya memiliki taktik yang jitu untuk mewujudkan visinya. Ia harus mampu menerjemahkan inspirasi dan visi yang ia punya menjadi program-program yang praktis, serta terukur keberhasilannya. Ia tidak boleh hanya bicara besar, namun tak bisa bekerja.

Pemimpin berkarakter adalah pemimpin yang terbuka dan tidak bangga diri. Terbuka  artinya mampu menerima perbedaan pendapat. Ia mampu menerima perbedaan pandangan hidup. Ia melihat kritik sebagai tanda cinta yang perlu untuk dihargai.

Tidak bangga diri artinya semua keberhasilan dalam pembangunan bukan hasil kerjanya sendiri. Namun ia menyadari bahwa semua keberhasilan itu adalah kebanggaan bersama. Sering kali kita menemukan pemimpin yang menepuk dada bahwa semua capaian di daerah yang dipimpin merupakan hasil keringatnya. Pimpinan yang berkarakter pemimpin akan mengakhui semua keberhasilan atau pun kegagalan dalam suatu daerah merupakan hasil kerja karya bersama seluruh elemen masyarakat.

Setidaknya point ini menjadi refrensi bagi kita dalam menentukan pemimpin yang bijak di tahun politik ini. Sebenarnya masih banyak lagi yang menjadi kriteria dan keutamaan seorang pemimpin. Semoga ini hanya menjadi refrensi untuk melengkapi cara pandang dan bekal bagi kita dalam memilih dengan bijak di tahun politik ini, dalam memilih kepala daerah kita masing-masing.

#Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun