Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bijak Memilih di Tahun Politik

19 Januari 2018   14:19 Diperbarui: 19 Januari 2018   14:32 2837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: radio.suara.wajar

Bijak memilih pemimpin berarti kita benar-benar arif dan bijak sana dalam menentukan pilihan siapa yang akan memimpin kita. Memilih itu memang gampang-gampang susah. Tetapi jika kita memiliki hati dan pikiran yang cerdas maka kita pasti mampu menempatkan pilihan dengan benar.

Orang bijak adalah orang yang memilih pimpin bukan karena faktor keluarga atau sedarah. Bukan juga faktor agama, suku, bahasa ataupun memilihkan karena kepentingan tertentu. Itulah makna dan esensi dasar dari azas umum pemilukada yakni langsung umum bebas dan rahasia.  

Namun persoalanya bahwa banyak paslon yang berkompetisi. Artinya kita pasti binggung. Karena peran pemimpin sangat besar dalam menentukan kemajuan daerah maka perlu kiranya kita memilih pemimpin yang berkarakter.

Dari sudut pandangan ini maka pemimpin yang berkarakter itu setidaknya memiliki dimensi-dimensi seperti inspiratif.  Inspiratif artinya seorang pemimpin itu hadir untuk memberikan motivasi dan inspirasi pada orang yang dipimpinnya  untuk untuk menghasilkan hal yang luar biasa dengan sumber daya yang terbatas. Kata dan tindakannya harus menjadi teladan yang memberikan harapan sekaligus semangat bagi masyarakat yang dipimpinya.

Kemudian pemimpin berkarkater setidaknya harus visoner. Artinya memiiliki visi yang jelas untuk masa depan. Kemana akan dibawa daerah yang dipimpinnya Visi itu sebagai cita-cita, impian dan harapan yang akan dicapai oleh masyarakat yang dipimpinnya.

Pemimpin juga yang memiliki keperibadian yang baik atau interigas. Paul J. Meyer menyatakan bahwa "integritas itu nyata dan terjangkau dan mencakup sifat seperti: bertanggung jawab, jujur, menepati kata-kata, dan setia.

Jadi, saat berbicara tentang integritas tidak pernah lepas dari kepribadian dan karakter seseorang, yaitu sifat-sifat seperti: dapat dipercaya, komitmen, tanggung jawab, kejujuran, kebenaran, dan kesetiaan.

Pemimpin juga harus taktis. Artinya memiliki taktik yang jitu untuk mewujudkan visinya. Ia harus mampu menerjemahkan inspirasi dan visi yang ia punya menjadi program-program yang praktis, serta terukur keberhasilannya. Ia tidak boleh hanya bicara besar, namun tak bisa bekerja.

Pemimpin berkarakter adalah pemimpin yang terbuka dan tidak bangga diri. Terbuka  artinya mampu menerima perbedaan pendapat. Ia mampu menerima perbedaan pandangan hidup. Ia melihat kritik sebagai tanda cinta yang perlu untuk dihargai.

Tidak bangga diri artinya semua keberhasilan dalam pembangunan bukan hasil kerjanya sendiri. Namun ia menyadari bahwa semua keberhasilan itu adalah kebanggaan bersama. Sering kali kita menemukan pemimpin yang menepuk dada bahwa semua capaian di daerah yang dipimpin merupakan hasil keringatnya. Pimpinan yang berkarakter pemimpin akan mengakhui semua keberhasilan atau pun kegagalan dalam suatu daerah merupakan hasil kerja karya bersama seluruh elemen masyarakat.

Setidaknya point ini menjadi refrensi bagi kita dalam menentukan pemimpin yang bijak di tahun politik ini. Sebenarnya masih banyak lagi yang menjadi kriteria dan keutamaan seorang pemimpin. Semoga ini hanya menjadi refrensi untuk melengkapi cara pandang dan bekal bagi kita dalam memilih dengan bijak di tahun politik ini, dalam memilih kepala daerah kita masing-masing.

#Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun