Sudah cukup lama sejak terakhir kali aku melihat wajah orang-orang yang paling aku rindukan. Bukan karena tidak mau pulang, tapi karena ada perasaan bersalah yang menahan langkah ini.
Kadang rindu tidak selalu bisa disampaikan dengan pelukan atau kunjungan. Ada rindu yang hanya bisa diam-diam dipendam, karena keadaan belum memungkinkan untuk kembali. Aku tahu, di kampung sana, ada orang tua yang menanti. Ada kakak yang selalu bertanya kabar. Tapi aku juga tahu, andai aku pulang dalam keadaan seperti sekarang, aku takut mereka akan kecewa. Aku belum menjadi seperti yang mereka harapkan.
Ada beban yang belum selesai. Tanggung jawab yang belum bisa kutunaikan.Aku memilih untuk tetap tinggal, berjuang diam-diam, meski tiap malam harus menahan rindu dan air mata. Rasanya seperti menunda kebahagiaan, agar suatu hari bisa pulang dengan kepala tegak, bukan dengan penjelasan.
Tapi dari semua ini, aku belajar satu hal: hidup bukan tentang siapa yang paling cepat tiba, tapi tentang siapa yang paling bertahan dalam perjalanan.
Jika kamu membaca ini dan sedang menahan rindu karena situasi yang belum membaik, kamu tidak sendiri. Ada banyak dari kita yang memilih jalan sunyi, bukan karena tidak cinta, tapi karena sedang berusaha jadi lebih kuat sebelum kembali.
Jangan malu dengan perjuanganmu. Kadang, memilih untuk tidak pulang demi menyelesaikan tanggung jawab adalah bentuk cinta yang paling dalam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI