        "Saya sudah bukan guru. Sekarang pensiunan. Petani seperti kalian," kata Pak Handoko sambil meraih korek yang diserahkan oleh Jarwo.
        "Lagi ngomongin apa tadi ? Sepertinya serius sekali," lanjutnya bertanya.
        Jarwo dan Haryo terdiam. Mereka saling pandang. Seperti memberi tanda, Jarwo menatap ke benih padi sisa yang mereka tanam.
        "Ini Pak. Ada banyak benih padi sisa, kami bingung mau ditanam di mana lagi,"
        "Sekarang, sudah banyak sawah berubah jadi rumah. Belum lagi, sawahnya pindah kepemilikan. Itu juga jadi masalah. Kalau yang punya bukan warga sekitar, sering ngawur. Tanamnya tidak sesuai kesepakatan. Alasannya, dia yang punya modal," keluh Jarwo sambil terus merokok.
        "Kalian sendiri bagaimana dengan sawah-sawah yang sudah dikerjakan ?"
        "Sawahku adalah misbahku, Pak !"
        "Wah, apa itu artinya. Dalam sekali, Jar !" Pak Handoko nampak kaget. Tak mengira, ada ungkapan seperti itu keluar dari mulut seorang Jarwo. Di matanya, Jarwo dulu adalah murid yang pemalas. Tak mengira, bisa sarjana meski sekarang juga menjadi petani.
Godean, 11 Maret 2023
