Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Lembar Kertas Ulangan

22 Februari 2023   12:00 Diperbarui: 22 Februari 2023   12:01 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Sudah tiba, setahun lebih kita berpisah. Dulu, kita akan menjalani bersama, bukan. Tapi, kini hanya ada aku. Aku tetap melangkah dalam langkah sunyi. Menyusuri kenangan. Berharap pada senyuman bunga. Semoga saja, kita bisa berjumpa. Semoga kamu bahagia, untuk itu aku cukup merasa puas.

            "Bu, kenapa ngalamun. Kita jadi ulangan tidak hari ini ya ?" tanya Yogi di sampingku. Aku kaget, dari mana anak itu datang. Setahuku, bangku di samping tadi masih kosong.

            "Ibu sudah makan ? Saya ada kue, Bu. Mau tidak ?" ia menawari aku kue. Belum sempat aku menjawab. Aku meraih semua buku yang ada. Semua bacaan itu aku rapikan dulu. Tak nyaman.

            "Boleh, kamu sudah belajar belum untuk ulangan nanti ?" tanyaku. Aku melihat keceriaannya. Dia lucu. Meski dia satu-satunya murid laki-laki karena yang lain belum pada berangkat.

            "Ini, Bu. Semua catatan saya sudah saya baca !" ia menunjukkan buku biru. Penuh dengan coretan. Hafalan dan pada sampul halamannya, ada potongan puisi.

Lembaran Yogi

            Sudah, setidaknya aku mengerjakan sebisaku. Tidak mencontek. Tak ada yang memberiku jawaban tidak masalah. Soal dapat aku kerjakan. Semua jawaban tidak ada yang kosong. Aku bisa keluar ruang kelas dengan bangga.

            "Kamu sudah selesai, Yogi ?" tanya Bu Millen. Dia seperti keheranan, aku mengerjakan dengan cepat.

            "Sudah, Bu. Terima kasih !" aku sodorkan kertas jawaban. Ada dua lembar, kertas itu malah jatuh di depan meja. Kami mengambilnya bersama. Pertama kali, aku melihat Bu Millen, mungkin dia ingin dipanggil Mbak. Mbak Millen membenahi rambutnya yang tergerai. Dia cantik.

            Aku keluar kelas, perasaan berdebar. Tak mengerti apa itu tadi. Aku rasa, ada yang aneh. Tidak seperti biasanya. Semoga saja, aku tidak dianggap kurang ajar oleh guruku. Menatapnya, dan menjatuhkan kertas jawaban ulangan. Ah, entahlah. Semoga nilaiku bagus dan aku bisa mendapatkan uang sakun lagi. Jadi, tidak perlu repot-repot mengemasi roti untuk jadi bekal.

Lembaran Millen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun