Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Requiem Prenjak Tamu

23 Januari 2023   21:00 Diperbarui: 23 Januari 2023   20:57 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Sialan. Kakek tua itu juga mau memburuku. Sebuah kurungan usang dipersiapkan. Aku melihat dia asyik membuat jebakan.

                "Aku ingat. Dulu prenjak tamu berkicau. Sejam setelahnya, kau datang dengan membawa banyak barang !" kenang seseorang.

                "Apa itu ?"

                "Lamaran. Kau melamarku. Dulu, burung prenjak tamu juga menjadi penanda !"

                Orang-orang mulai mengatakan. Kalau prenjak tamu berkicau di sebelah selatan rumah. Itu juga menjadi penanda. Ada kabar kematian.

                "Kita berpisah di sini saja !"

                "Ada apa?"

                Kicauan prenjak tamu juga terdengar. Tampak sepasang kekasih menyudahi hubungan. Tak hanya itu, yang perempuan memilih lompat dari jembatan bersama bayi dalam kandungan.

                "Kenapa dia bunuh diri?"

                "Kau tak dengar prenjak tamu?"

                "Ia jadi istri simpanan pejabat. Sudah hamil ditinggal begitu saja !"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun