Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Minggu

22 Januari 2023   17:45 Diperbarui: 22 Januari 2023   17:44 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                Lelaki tua nampak keluar dari ruangan. Kios itu baru saja buka. Ia menyapu dan mulai menata dagangan. Tampak seorang lelaki juga bertanya soal harga, lalu pergi tanpa pamit karena tak sesuai harapan.

                "Tadi, saya mencari di tempat biasa. Kenapa tidak ada, Mas ?" ucap Anki. Ia ingin segera bertemu seorang lelaki untuk membenahi gadget kesayangannya.

                "Ini habis berapa ya?" tanya Anki.

                "Sekitar lima ratus ribu, tapi ditinggal !" ucap lelaki itu ketus. Sambil merapikan dagangan lain. Tak menatap pada Anki yang ingin didengarkan.

                Sudah cukup, hari ini menjadi hari paling sial bagi Anki. Gadgetnya jatuh dan harus diperbaiki. Padahal, besok harus siap untuk digunakan. Ada pendaftaran pekerjaan. Itu memerlukan gadget supaya lancar.

                "Sial !" keluh Anki meninggalkan toko. Matanya menatap sekeliling, tampak banyak pedagang berjualan di hari Minggu. Sisi lain, ada keluarga lengkap turun dari mobil seperti habis dari gereja.

                "Orang seperti mereka masalahnya apa ya ? Uang punya. Semua punya, pantas saja dengan ringan pergi ke gereja. Pasti mereka mau beli soto terenak di dekat pasar !" ujar Anki Kesal.

***

                Tak ada pemberitahuan sebelumnya, ada Natal anak. Anki diminta menjemput adiknya. Ibunya juga tak ada di rumah. Hanya ada pesan dari bapaknya, setelah pulang menjemput adik, belikan makanan, begitu pesannya.

                "Mana tidak ada uang, hanya bisa menyuruh saja ! Menyebalkan sekali orangtua itu !" keluh Anki.

                Dalam perjalanan ke gereja, deretan mobil sudah tiba. Anki masuk dalam gereja. Mendekati Ibunya dan tanpa aba-aba. Perempuan itu menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun