"Ini makanan dan minuman terbaik yang kubawakan untukmu yang ketika kau menikmatinya ada sukacita. Mungkin hanya ada di angkringan ini dan bisa kau ketahui ketika sudah menikmatinya," pemuda itu menatapnya. "Tapi aku yakin kau tidak bisa menikmatinya sendirian, bahkan untuk bisa datang ke tempat ini kau pasti tidak sendirian,"
        Samping angkringan adalah jalanan di tepi sebuah sekolah. Ada lalu lalang anak sekolah sepulang ekstrakulikuler, suara knalpot berisik juga menjadi warna tersendiri di sore itu. Lagu dari pengamen angkringan mulai dinyanyikan dan terdengar hampir semua orang yang menikmati sore di angkringan ini. Tapi perempuan itu tetap merasa sunyi di angkringan. Semua orang yang ada hanya obyek saja, saling berjalan entah kemana dan tanpa makna baginya. Seolah menjadi tanda bahwa sebenarnya tempat ini biasa saja, memangnya siapa peduli dengan angkringan yang dipenuhi orang susah sepulang kerja.
        "Nikmatilah, usahamu semakin bagus," akhirnya ia mulai berkata."Seperti yang selalu diceritakan orang-orang tentang kota ini, mari kita menikmati kepulanganku dengan angkringanmu,"
        "Sepertinya kau tidak melupakan banyak hal tentang aku,"
        Terdengar korek mulai dinyalakan, dan pemuda itu menyalakan rokoknya. Lagu menjelang kepulangan mulai terdengar dari angkringan : pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu...
        "Kau pasti merindukanku," ia menghisap rokok dalam-dalam tanpa menatap perempuan itu.
        "Untuk apa mengatakan hal itu, aku lebih senang merasakannya. Rindu obatnya bertemu dan aku sedang memperjuangkan untuk itu,"
        "Kalau aku tidak ingin bertemu denganmu, kau pasti marah dan kecewa dengan tempat seperti ini,"
        "Selalu tersedia cukup waktu untuk menikmati angkringan. Hanya denganmu aku bisa merasakan keromantisan tempat seperti ini, apalagi ini milikmu sendiri,"
        "Jangan terlalu percaya apa yang diceritakan orang-orang. Asal kau tahu, aku kesulitan hidup dengan angkringan. Angkringan tidak hanya romantis, tapi memberikan tekanan bagi mereka yang tidak mampu berjuang dalam persaingan hidup di kota. Itu menyedihkan, belum soal kejahatan bernama hutang,"
        "Pertama dilakukan oleh orang rindu adalah mencari momen menyenangkan. Itu sebabnya aku ingin bertemu denganmu di sini,"