Saat kami masak bareng, ruang lantai 1 asrama otomatis langsung berubah jadi dapur, loh, guys! Ada yang ngulek cabai sampai matanya pedih, ada yang menyiapkan mie, ada juga yang menjaga air sampai mendidih.Â
Bahkan, ada yang iseng jadi bagian icip-icip padahal mie-nya belum matang .
Tapi justru dari suasana ramai dan saling bantu itu, mie gaul terasa lebih spesial karena dibuat bersama-sama.
Tau nggak, teman-teman? Waktu kami mencoba makan mie gaul level lima, ada yang sampai meneteskan air mata karena pedasnya.
Tapi anehnya, tetap nekat menghabiskan mie-nya sampai bersih! Katanya, "Pedas pun tak masalah, yang penting enak!" Kami semua sampai ngakak bareng, tapi dalam hati setuju sih karena memang seenak itu mie gaul buatan kami.
Setelah selesai, kami makan bareng di ruang lantai 1 asrama.Â
Kami duduk lesehan, sambil tertawa dan saling bercanda. Rasanya? Luar biasa! Bahkan yang awalnya nggak suka pedas pun jadi ketagihan.
Bagi saya, mie gaul ini bukan cuma soal rasa, tapi soal kebersamaan, tawa, dan hangatnya persahabatan.
Sejak hari itu, setiap kali mendengar kata mie gaul, saya selalu teringat momen-momen indah bersama teman-teman asrama tentang tawa kami, semangat belajar bareng, dan kebersamaan yang membuat hidup di asrama jadi lebih berwarna.
Nah, kamu sendiri pernah nggak masak bareng teman? Cobain deh bikin mie gaul siapa tahu kamu juga punya cerita seru yang nggak kalah berkesan.
Kalau teman-teman penasaran dan pengen coba sendiri mie gaul versi anak asrama, boleh banget DM saya, ya! Nggak usah malu-malu saya siap kasih resepnya dengan senang hati.