Mohon tunggu...
Perlina Lombu
Perlina Lombu Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya senang memasak.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Berlari atau Berjalan

1 Juli 2025   09:43 Diperbarui: 1 Juli 2025   09:43 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Dalam menjalani hidup ini, kita sering diperhadapkan pada pertanyaan: apakah kita sebaiknya berlari atau berjalan? Pada kenyataannya, kebanyakan orang memilih untuk berlari. 

Mereka mengejar mimpi, target, status, dan pencapaian hidup seolah-olah waktu tidak akan pernah cukup. Hidup dijalani dengan tergesa-gesa, penuh ambisi, dan serba cepat. 

Namun tanpa disadari, langkah yang terlalu cepat justru membuat banyak orang tersandung, kelelahan, dan pada akhirnya kehilangan semangat.

Berlari dalam hidup seringkali dianggap sebagai pilihan ideal. Dunia saat ini memuji kecepatan: siapa yang cepat, dia yang menang. Siapa yang sukses di usia muda, dia yang dielu-elukan. 

Padahal tidak semua proses hidup bisa dipercepat. Ada hal-hal yang membutuhkan waktu, pengolahan, dan kedewasaan untuk bisa benar-benar matang. 

Kita bukan mesin yang bisa terus dipacu tanpa batas. Kita manusia yang punya perasaan, kelemahan, dan kebutuhan untuk beristirahat dan merenung.

Sebaliknya, berjalan bukan berarti lambat atau ketinggalan. Berjalan bisa menjadi simbol dari kesabaran, ketekunan, dan kepekaan terhadap proses. 

Saat kita berjalan, kita bisa melihat sekeliling, menikmati perjalanan, belajar dari setiap langkah, dan menghargai setiap pencapaian kecil yang kita raih. 

Berjalan memungkinkan kita untuk memahami arah, menyesuaikan irama hidup, dan memberi ruang bagi pertumbuhan batin.

Orang yang berjalan tidak berarti tidak memiliki tujuan. Mereka tetap punya mimpi dan cita-cita. Namun mereka memilih untuk menapaki hidup dengan tenang, tidak tergesa-gesa, dan tidak mudah putus asa ketika hasil tak langsung terlihat. 

Mereka sadar bahwa keberhasilan sejati bukan sekadar soal siapa yang sampai duluan, tetapi siapa yang tetap bertahan hingga akhir, dengan hati yang tetap utuh dan semangat yang tetap menyala.

Dalam hidup ini, kadang kita memang perlu berlari terutama saat kesempatan datang dan harus diambil dengan cepat. Tapi kita juga harus tahu kapan waktunya untuk melambat, mengambil napas, dan berjalan. 

Jangan sampai karena terlalu sibuk berlari, kita melewatkan makna dari perjalanan itu sendiri. Jangan sampai kita kehilangan diri kita hanya demi sesuatu yang ternyata tidak benar-benar penting.

Hidup bukanlah perlombaan satu arah. Hidup adalah perjalanan penuh makna yang membutuhkan keseimbangan antara berlari dan berjalan. 

Maka, berjalanlah ketika perlu. Berlarilah ketika harus. Tapi jangan lupa, tujuan akhir bukan hanya soal sampai, tapi juga bagaimana kita sampai ke sana dan bertahan hingga akhir. Jadi hidup ini sebuah perjalanan bukan sebuah pelarian. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun