Serupa biji-biji saga yang tersembul amarah pada rekah kelopak tadah lalu menghujam tanah
Serupa belalang-belalang sembah yang sembunyi di balik kecombrang merah muda
Pagiku kini serupa rinai tak berpelangi
Serupa kabut yang enggan tinggalkan malam
Serupa mentari yang malu dicumbu mendung
Pagiku begitu jauh serupa musim dingin yang harapkan semi
Dan aku ... entah mengapa tak kuasa menjemput pagiku
Jemari seakan terpasung dalam tegun
Mataku terlalu ribak ditikam kata hingga pagiku hanya berdiri di balik jendela
Jadi bolehkah kutunggu saja pagimu sebab pagiku begitu jemu.
Tapi bagaimanakah dengan pagimu?
Semoga saja tidak seperti pagiku.
Perempuan Bumi Andalas,
NK. 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!