Apakah yang bisa diterjemahkan dari hujan?
Hanya derainya?
Kesunyian atau sendu nan basah?
Lalu apa bedanya dengan air mata?
Tetap ada keheningan, bukan?
Lihatlah pada ruang ini, kita hanya serupa titik yang tersela pada lekukan
Hanya bisa menatap manja rinai yang membuai angan tentang apa apa yang sempat luruh dari setiap beningnya harapan
Dan pada keheningannya pula hati bertaut menguatkan
saat sajak sajak itu berdentaman lalu koyakkan dada sebabkan luka
Sementara tiada pernah sekerjap pun ia selami  cecapi rasa yang ada di dalamnya
Lalu apa lagi yang bisa diterjemahkan dari hujan?
gigilnyakah atau harumnya yang menyibakkan aroma tanah?
Ah entahlah ....
Namun yang pasti, di sini pada ruang yang tersekat bayang ini ... kan selalu ada pendiangan yang menghangatkan, dengan bara yang tak akan pernah padam
Jadi sudahlah ... kita pun diam.
Perempuan Bumi Andalas,
NK.2015.5.26