Mohon tunggu...
Perdhana Ari Sudewo
Perdhana Ari Sudewo Mohon Tunggu... Pemulung Ilmu

Pemulung ilmu yang punya hobi menulis, berharap dapat terus belajar dan berbagi melalui ide, gagasan, dan tulisan. Pernah belajar Psikologi dan Administrasi Bisnis waktu di Kampus, dan saat ini berupaya menemukan aplikasi ilmu tersebut dalam kehidupan nyata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kehidupan di Negeri Skizofrenia

15 Juni 2025   04:02 Diperbarui: 15 Juni 2025   04:02 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dikreasikan oleh AI

Kegelisahan yang Tak Pernah Usai

Ada saat-saat di mana saya kembali ke kebiasaan lamaku zaman kuliah dulu, berdiam, merenung, dan berdialog dengan diri sendiri. Dalam diam, saya memandangi dunia di sekitarku yang begitu riuh dan penuh paradoks, apalagi di era sosial media saat ini. Aku masuk ke dalam diriku, dan anehnya, aku temukan kegaduhan yang serupa. Dunia luar penuh konflik. Tapi dunia dalam... ternyata tak kalah gaduhnya.

Heran, itulah rasa yang terus muncul. Semakin kucoba pahami kenyataan yang ada di depan mata, semakin besar rasa heran itu tumbuh. Bukan karena tak percaya pada kuasa Tuhan, tapi karena tidak paham bagaimana manusia bisa begitu jauh dari fitrahnya sebagai manusia. Beberapa memilih untuk mengikuti fitrahnya sebagai kelompok "mamalia" daripada memilih sebagai manusia. Akhirnya kondisi tersebut membuatku belajar lagi dari zaman pra-sejarah, mencoba mendalami ilmu yang dulu saya peroleh di bangku sekolah. Bukannya manusia telah berkembang dari mamalia menjadi homo sapiens yang kita kenal sebagai manusia dewasa ini.

Di sudut pandang lain, sebagian dari diri saya yang lain juga merenungkan, bukankah segala sesuatu terjadi dengan izin-Nya? Bahkan daun yang jatuh pun tidak luput dari sepengetahuan Tuhan. Lalu mengapa rasa heran ini tetap ada?

Mungkin ini tanda bahwa saya belum bijak. Mungkin juga ini cara jiwaku untuk terus belajar. Bertanya tak selalu berarti menentang. Kadang justru ia bentuk doa yang paling jujur.

Manusia yang Tahu Tapi Tetap Melanggar

Apa yang sebenarnya salah dari kehidupan ini? Mungkin sebuah pertanyaan bodoh karena jawabannya sudah jelas, tidak ada yang salah dengan kehidupan, manusialah yang salah. Tetapi kalau kita bertanya lebih dalam lagi, manusia yang bagaimana yang dikatakan salah tersebut? Jangan-jangan saya juga termasuk manusia yang salah tersebut?

"Ampuni diri ini Tuhan jika termasuk kedalam golongan manusia yang salah tersebut, semoga Engkau tidak bosan untuk selalu membimbing diri ini untuk keluar dari kebiasaan dan perilaku yang salah".

Barangkali salah satu penyakit zaman ini adalah, kita tahu bahwa yang kita lakukan salah, tapi tetap kita lakukan. Kita sadar itu dosa, tapi kita anggap ringan. Kita tahu jalan pulang, tapi terus memilih tersesat.

Dan ironisnya, kita merasa diri kita benar. Kita menjadi hakim bagi orang lain, tapi buta pada kesalahan sendiri.

Jika gangguan kejiwaan skizofrenia diartikan sebagai kondisi dimana terjadi ketidaksesuaian antara yang dirasakan dalam hati dengan yang dikeluarkan dalam bentuk kata dan perbuatan, atau kondisi dimana orang mengalami kesulitan membedakan antara realitas dan hal-hal yang mereka bayangkan, maka bukankah kita sedang mengalami krisis yang serupa? Bukan gangguan medis, tapi keretakan moral. Kita hidup dalam keganjilan kolektif, memuja nilai, tapi mengkhianatinya dalam praktik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun