Lalu, Apa yang bisa dilakukan? Pertanyaan sulit untuk di jawab mengingat ini adalah sebuah sistem besar, tidak mungkin di rubah oleh satu atau dua orang yang tidak memiliki kuasa. Tetapi, setidaknya mengupayakan ikhtiar tiada salahnya.
- Bangun ruang aman untuk kepemimpinan yang berintegritas. Organisasi harus memberi ruang bagi pimpinan untuk menyuarakan pandangan berbeda tanpa takut "dimatikan kariernya". Diskusi lintas jenjang, coaching antar pimpinan, dan forum refleksi bisa menjadi awalnya.
- Perkuat sistem perlindungan dan penilaian berbasis nilai, bukan sekadar hasil. Penilaian kinerja pimpinan jangan hanya berpatokan pada target output, tapi juga pada bagaimana keputusan diambil, apakah memanusiakan pegawai, dan apakah berlandaskan nilai etika birokrasi.
- Berikan pelatihan kepemimpinan moral dan psikologi organisasi. Bukan hanya pelatihan teknis, para pimpinan ASN juga butuh penguatan kapasitas untuk mengelola dilema etika, tekanan relasi, dan konflik peran. Jangan anggap semua orang otomatis siap memimpin hanya karena sudah lama bekerja.
- Ubahlah narasi kepemimpinan, dari simbol status ke ruang tanggung jawab yang strategis dan manusiawi. Pimpinan bukan sekadar kursi atau pangkat, tapi posisi untuk mengayomi, memberi arah, dan menjaga nilai-nilai institusi.
Mungkin sudah waktunya kita menggeser cara pandang terhadap pimpinan birokrasi. Mereka bukan sekadar "aktor kekuasaan", tapi juga manusia yang membawa beban ekspektasi, loyalitas, dan idealisme yang sering tidak berjalan seiring.
Tidak semua pimpinan buruk karena berkuasa, bisa jadi mereka justru kesepian di puncak struktur yang sunyi. Dan mungkin, mereka bukan tidak punya integritas, hanya saja, sistem belum cukup memberi mereka ruang untuk menjaganya.
"Jika birokrasi ini ingin berubah, pemimpinnya harus kuat, dan sistem harus mau membangun kekuatan itu, bukan malah melemahkannya"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI