Mohon tunggu...
Perano Gustiandi
Perano Gustiandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

i am a simply minded person.\r\nlove to traveling, eating, reading and listening music..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ho Chi Minh (Part 1)

4 April 2013   20:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:44 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota terbesar di Vietnam ini dulunya dikenal dengan nama Saigon, sampai sekarang sebenernya juga masih banyak orang local mereka yang menyebut Negara mereka sendiri dengan Saigon. Nama resminya sih sebenarnya Thanh Pho Ho Chi Minh (TPHCM), Thanh Pho artinya Kota. Kota Ho Chi Minh (selanjutnya akan saya singkat jadi HCM) terbagi menjadi banyak distrik. Pusatnya erada di distrik 1, oleh karena itu, buat para traveller yang mau berkunjung ke sana, lebih baik cari hotel yang berada di distrik 1, toh kebanyakan attraction berada di distrik ini. Pesawat saya dari Jakarta – HCM – Jakarta adalah Air Asia. Saya beli tiket jauh-jauh hari biar murah, dengan harga promo, tiket pulang-pergi saya hanya seharga 1,1 juta rupiah saja. Hanya satu penerbangan Air Asia setiap hari dari Jakarta ke HCM begitupun sebaliknya. Sayang jadwal keberangkatan yang sore, membuat kita harus wasting hotel 1 malam disana. Empat jam penerbangan saya ke HCM dijalani dengan lancar sampai di bandara international Than Son Nath. Bandaranya cukup bersih dan modern, yang saya salut adalah imigrasi ketibaan disana membuka banyak sekali loket padahal kedatangan pesawat saat itu hanya sedikit. Beda sekali dengan imigrasi Jakarta yang harus mengakibatkan pendatang antri minimal 20 menit hanya untuk antri imigrasi. Okey, kali ini saya akan berbagi pengalaman saya saat disana. MATA UANG Vietnam menggunakan mata uang Vietnam Dong (VND). Kurs nya untuk 1 USD = 20.900 VND atau lebih rendah kurang lebih dua kali lipat dari rupiah. (betapa menyenangkan melihat mata uang kita lebih tinggi dibanding Negara lain,soalnya biasanya kan nilai mata uang kita jauuuhhh lebih kecil). Buat anda yang mau liburan ke HCM, lebih baik membawa uang USD, karena rate tukar VND di Indonesia jelek banget benget banget. Banyak bank yang bisa dijadikan money changer di dalam kota, namun pengalaman saya, rate di airport ternyata lebih bagus loh dari pada di bank dalam kota. Saya tukar 1 USD = VND 20.900 di airport, sementara 1 USD = 20.800 VND di bank di dalam kota. Beda 100 point aja sih, cuman kan lumayan kalau tuker duitnya puluhan juta… jiaaahhhhhh… hehe.. Vietnam Dong (VND) Reception hotel juga rata-rata menerima penukaran uang, namun tentu dengan rate yang lebih mahal di bandingkan di bank. Jadi terserah anda maunya gimana. Saran saya sih tukar di airport sesuai rencana, kalau kurang baru deh tuker di bank dalam kota, kalau bisa uang yang sudah ditukarkan dihabiskan atau ditukarkan kembali ke USD sebelum dibawa ke Indonesia. Kalau gak sih, bakal sakit hati dengan rate disini. KABEL LISTRIK Sebelum berangkat, tentunya saya mencari hal-hal menarik di tempat tujuan. Untuk Vietnam, banyak yang bilang bahwa kabel listrik yang melintang di tengah kota sangat semrawut, berantakan dan berbahaya. Tapi saat ini, pemerintah daerahnya sudah mulai berbenah, kabel-kabel listrik sudah mulai di rapihkan dengan cara digabungkan menjadi satu, bahkan di beberapa lokasi saya lihat sudah mulai akan dipindahkan kedalam tanah.

Gambar kabel listrik yang saya dapat di internet
Kondisi kabel listrik saat ini
Kondisi kabel listrik saat ini TAKSI Taksi di HCM beraneka ragam, namun terkenal suka menipu apalagi para turis. Hanya ada beberapa taksi yang bisa dipercaya, salah satunya adalah taksi VINASUN. Taksi dengan warna dasar putih, dengan garis hijau dan merah. Pengalaman saya naik taksi ini dari Airport ke Hotel cukup baik, sepertinya tidak dibawa berputar-putar. Saya membayar sekitar 150.000 VND untuk jarak Airport ke hotel yang berada di daerah Ben Than Market di distrik 1. Memang supir disana terkenal nakal dan suka mengajak turis berputar-putar padahal jaraknya dekat. Memang dekat kok, saya aja selama di HCM berjalan kaki ke mana-mana selama masih di distrik 1. Jadi sebenarnya semua tempat wisata itu walking distance sih kalau rajin dan mau sehat . Ada dua cerita mengenai taksi disana, yang pertama dari turis asal China yang saya temui di lobby hotel sedang terburu-buru, katanya dia sedang kabur dari taksi karena ssi supir menagih dia tariff sebesar 500.000 VND. Eh busyetttt… Jadi singkat cerita, setelah berantem dengan masing-masing bahasa yang gak saling ngerti, si turis memutuskan untuk kabur dan lari cepet-cepet masuk hotel gak mau bayar taksi.
Taxi - Vinasun (salah satu yang terpercaya) Cerita kedua, dari ibu-ibu yang duduk di samping saya pada saat mau pulang ke Jakarta, dia bilang supir disana nakal kalau dikasih uang tidak pernah mau kasih kembalian. Udah gitu dia suka dibawa muter-muter padahal deket. Hehe.. agak susah ya.. SHOPPING Hmmmm…. Belanja belanji…. Belanja di HCM sebenernya menurut saya kurang sedep, kenapa? Karena yang bisa di beli sebenernya adalah barang-barang souvenir. Sementara barang brandednya sih harganya sama bahkan beberapa lebih mahal dibanding di Indonesia. Kalau barang-barang souvenirnya sih saya akui muraaahh sekali. Kaos-kaos, pajangan, gantungan kunci dan lainnya memang murah dan membuat ketagihan. Belanjanya dimana?? Ben Thanh  Market donkkkk… buka mulai pagi hingga jam 7 malam. Jadi siap-siap luangkan waktu lebih banyak disini. Dalamnya Ben Thanh Market siapa yang tahu, mulai dari pasar basar yang menyediakan sayuran, sampai daging, pasar bunga, pasar buah, pasar makanan kering, souvenir, kopi, pakaian, kain, tempat makan, sampai bikin jas satu hari pun lengkap tersedia. Tinggal pilih mana yang suka.
Ben Thanh Market
Ben Thanh Market penjual kain & pakaian
Ben Thanh Market penjual makanan basah / manisan / asinan
Ben Thanh Market - kawasan fixed price Kalau suka nawar-nawar dan pede bisa dapetin harga murah, semua pedagang yang ada di dalam pasar adalah tempatnya. Saran saya, tawarlah dulu lebih dari 70% harga yang diberikan oleh pedagang. Baru naik sedikit-sedikit. Rata-rata sih mereka akan potong sampai 50% tergantung seberapa mahir anda dalam urusan tawar menawar.
Ben Thanh Market - Tanda kawasan fixed Price Gak  suka nawar-nawar ? ada baiknya anda beranjak ke bagian samping market, karena disana terdapat lorong khusus FIXED PRICE, dimana anda bisa belanja lebih tenang hati, karena harganya mungkin lebih mahal sedikit, tapi standard dan gak perlu tarik urat tawar menawar. Eh, tapi jangan salah loh, ada beberapa yang lebih murah dari hasil tawar menawar.
Ben Thanh - Night Market Belanja dari pagi masih kurang? Tenang, mulai jam 8 di jalan raya samping kanan kiri market ini dijadikan night market. Walaupun barang yang dijual sama dan tidak sebanyak yang di dalam, namun cukup lah untuk memuaskan hasrat belanja yang kurang. Masalah harga, kembali pinter-pinternya kita nawar sih, ada yang lebih mahal, ada juga yang lebih murah. SHOPPING MALL & SUPERMARKET Dibandingkan di Jakarta, mall di HCM rata-rata berbentuk departemen store. Isinya hamper seragam dengan brand-brand yang juga rata-rata ada di Jakarta. Tapi ada satu daerah dimana berjejer toko-toko kelas atas seperti Gucci, Chanel dan merek-merek sekelasnya. Letaknya tepat di kawasan REX Hotel, sekeliling patung Ho Chi Minh depan City People’s Committee Bilding. Disana juga terletak Opera House dan beragam café kelas atas.
Shopping Avenue - Rex Hotel
Shopping Avenue - Rex Hotel Biasanya, tempat favorit saya untuk mencari snack asli suatu daerah untuk oleh-oleh itu di supermarket. Sayangnya saya agak kesulitan menemukan supermarket besar, lebih banyak mini market sekelas circle K atau mart-mart lainnya. Satu supermarket terbesar yang saya temui terletak di TAX Center, salah satu department store yang terletak di sebrang REX Hotel. Disana cukup lengkap tersedia aneka snack produksi local maupun impor. Berbelanja oleh-ole snack di supermarket tentunya jauh lebih murah dibandingkan jika kita berbelanja di toko souvenir atau di airport. Cerita lain mengenai makanan, tempat wisata, dan lainnya akan saya sambung berikutnya ya.. :) Part 2 : http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/04/15/ho-chi-minh-part-2-551308.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun