Mohon tunggu...
Abdurrahman
Abdurrahman Mohon Tunggu... -

Pendapat lain yang perlu diperhitungkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Jokowi – Jusuf Kalla dan Prabowo – Hatta

26 Mei 2014   20:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:05 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini adalah tulisan ringkas mengenai perbandingan antara pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla dengan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa. Silakan disimak secara seksama dan dipikirkan secara jernih demi kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Prabowo adalah sosok yang ahli dan berpengalaman dalam hubungan internasional antarnegara. Salah satunya, Prabowo berhasil menyelamatkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang terancam hukuman mati di Malaysia melalui upaya diplomasi. Sementara, Jokowi belum memiliki pengalaman apapun dalam hubungan internasional antarnegara. Rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin yang sudah terbukti ahli dan berpengalaman dalam urusan diplomatik antarnegara dan itu hanya ada pada diri Prabowo Subianto. Karena hanya dengan itu, Republik Indonesia akan disegani di mata dunia internasional, seperti saat Soekarno memimpin negeri ini. Kualitas pada diri Prabowo inilah yang menyebabkan Megawati mengajak Prabowo menjadi cawapres mendampinginya pada pemilu presiden 2009. Kalau Megawati menganggap Prabowo tidak layak tentu Megawati tidak akan mendukung Prabowo sebagai presiden untuk periode 2014-2019 seperti yang tertera dalam Perjanjian Batu Tulis. Namun, entahlah karena alasan apa Megawati kemudian tidak menepati perjanjian itu.

Prabowo saat ini tidak menduduki suatu jabatan apapun dalam eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Meskipun begitu, ia telah melakukan banyak hal bagi bangsa dan negara dengan tenaga, pikiran, dan dananya sendiri tanpa bantuan pemerintah. Beliau terbukti berjuang demi bangsa dan negara tanpa pamrih meski itu sebenarnya bukan tanggung-jawabnya. Di antaranya, beliau menjabat sebagai ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), dan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Beliau juga membina tim nasional Polo Indonesia sehingga bisa berprestasi di tingkat internasional. Sebaliknya, saya sangat meragukan Jokowi akan berbuat seperti Prabowo bila ia tidak menjabat posisi apapun seperti Prabowo sekarang ini. Mari kita berikan kesempatan kepada Prabowo menjadi Presiden Republik Indonesia supaya Prabowo bisa berbuat lebih besar lagi demi kejayaan Indonesia.

Hatta adalah sosok yang paling tepat mendampingi Prabowo Subianto. Ia memiliki pengalaman menjabat sejumlah posisi menteri sejak tahun 2001 hingga 2014. Hatta terbukti dipercaya oleh Megawati menjadi menteri negara riset dan teknologi dalam Kabinet Gotong Royong. Pengalaman dan kemampuannya itu akan menjadikan kabinet yang akan datang bisa bekerja lebih efektif dan efisien. Jikalau Hatta akan lebih banyak mengurusi masalah dalam negeri dan perekonomian Indonesia maka Prabowo akan sedikit lebih banyak mengurusi masalah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, politik, hukum, dan hubungan internasional. Dan, itu sungguh pembagian tanggung-jawab yang ideal, Presiden mengurusi urusan luar negeri dan Wakil Presiden mengurusi urusan dalam negeri.

Jokowi dan Jusuf Kalla adalah pasangan capres-cawapres yang tidak ideal. Karena, Jusuf Kalla lebih senior dan lebih berpengalaman daripada Jokowi baik untuk urusan dalam negeri maupun luar negeri. Akan sangat tidak elok, bila dalam forum-forum internasional, Indonesia diwakili oleh wakil presidennya, bukan Presidennya langsung mengingat Jusuf Kalla lebih kompeten daripada Jokowi. Selain itu, Jusuf Kalla juga sangat berpotensi untuk melangkahi wewenang Jokowi dalam pemerintahan. Terbukti, Jusuf Kalla sering tidak berkoordinasi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjabat menjadi wakil presiden periode 2004-2009. Hal inilah yang menyebabkan SBY tidak lagi mengajak Jusuf Kalla menjadi calon wakil presiden periode 2009-2014. Kalau Jusuf Kalla menurut SBY adalah cawapres yang bagus, tentu SBY akan berduet dengan Jusuf Kalla lagi. Selain itu, Jokowi juga terus dibayangi sosok Megawati yang menyebut dirinya sebagai petugas partai yang harus menjalankan tugas partai. Sangat mungkin, Jokowi nantinya akan kesulitan menjalankan tugasnya sebagai presiden karena diapit dua politikus senior, Megawati dan Jusuf Kalla. Selesai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun