Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Tebar Ilmu dari Syekh Romi

20 Februari 2019   13:42 Diperbarui: 21 Februari 2019   12:10 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Romi. Bukan Romy Rafael. Bukan pula Romahurmuziy yang biasa disapa Romi. Romi yang satu ini buat saya, lebih istimewa. Makanya biasa kami tambahkan embel-embel di depan namanya, syekh. Syekh Romi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, syekh bermakna sebagai sebutan kepada orang Arab, atau seorang ulama besar. Dalam arti luas, syekh juga sebutan buat kepala suku. Nah, Romi yang satu ini adalah orang yang berilmu dan kepala suku kami di alumni angkatan pertama SMA Taruna Nusantara. Klop. 

Anda mungkin sudah pernah mendengar namanya. Karena pada saat Jokowi naik tahta beberapa tahun lampau, lalu mencari kandidat menteri, nama ini sempat muncul dan dijagokan para netizen. 

Dia  memang ahli komputer, IT dan dunia maya. Ilmu-ilmu kekinian. Dia lulusan S1, S2 dan S3 salah satu universitas terkemuka di Jepang. Dia juga menambah koleksi gelar S3-nya dari universitas top di Malaysia. Dr iya, PhD juga iya.  Dr. Romi Satria Wahono, PhD., demikian nama lengkapnya.  

----------

Ketika lulus kuliah di Jepang, dia  sudah ditawari pekerjaan menggiurkan dengan gaji amat memadai. Namun dia tolak. Idealismenya bergolak. "Saya mau pulang kampung dan berkarya di negeri sendiri," mungkin begitu suara yang muncul di kepalanya. Idealis khas mahasiswa. Pria asal Semarang ini pun balik ke Indonesia. Dia melamar ke PT. Inti sesuai dengan latar belakang keilmuannya. 

Namun justru diterima di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), sebagai peneliti. Dia jalani kehidupan sebagai pegawai negeri dengan gaji sekitar 1/100 tawaran gaji di Jepang. Trenyuh. 

Penghargaan buat peneliti di negeri ini masih sangat tidak memadai. Gaji seorang manajer peneliti di LIPI, hanya sekian persen di atas UMR. Gaji kepala peneliti bergelar PhD saat ini pun paling hebat selevel gaji supervisor di perbankan nasional. Tragis. 

Tapi Romi memang hobi menebar ilmu. Sejak di Jepang, diasudah membangun sebuah website khusus yang membagikan ilmu komputer secaragratis. Anda mungkin sudah mengenal websitenya, www.ilmukomputer.com. 

Websiteyang kemudian diburu banyak pencari ilmu dan diganjar berbagai penghargaan.Mulai level nasional sampai yang paling tinggi di tingkat Perserikatan BangsaBangsa. Situs tebar ilmu itu memang layak dapat penghargaan. Pengelolanyabegitu fokus dan sungguh-sungguh dalam membagikan ilmu komputer. Total. Materiyang ditebarkan setara dengan bahan kuliah mahasiswa S1. 

Romi juga mengajar di banyak kampus. Awalnya untuk menambahpundi-pundi penghasilannya yang minim sebagai pegawai negeri. Tapi kemudianberbalik menjadi sebuah aktualisasi diri, lahan menebar ilmu, setelah dia sukses membangun usaha sendiri,selepas mengundurkan diri dari LIPI. Padahal pada 2006, Romi dinobatkan sebagaipeneliti terbaik LIPI. Pemerintah kehilangan salah satu pegawai topnya. 

Sampai sekarang, mengajar adalah bentuk terbaiknya dalammerealisasikan motonya, "Hidup itu harus bermanfaat buat orang lain."Bukan hanya dari kampus ke kampus melainkan juga di dunia maya. Selain melaluiwww.ilmukomputer.com, dia juga membuat blog www.romisatriawahono.net yangberisi ilmu lengkap tentang IT. 

Setelah saya masuk ke blog tersebut, wow... Lengkap, danbanyak sekali materi yang bisa kita unduh. Termasuk material kuliah S1, S2 danS3 yang disampaikan Romi di berbagai kampus. Gratis. Tak heran jika situs inipada 2008 lalu meraih penghargaan sebagai blog edukasi terbaik dari PustekkomDepdiknas. Silakan kunjungi situs-situgratis itu dan nikmati tebaran ilmu khas sang empunya, Syech Romi.

Sosial media yangkekinian seperti Instagram, Facebook dan Twitter juga tak luput daritebaran ilmu ala Romi. Dalam setiap postingannya selalu diawali denganpanggilan khas untuk para anak didiknya, seperti kepada anak kandungnyasendiri. 

----------------------

Ini contohnya, "Nak, efek Dunning-Kruger (1999) menjawab dengan baik kenapa yg ranking akademiknya ndlosor di bawah, malah banyak yg bisa sukses ketika berbisnis ... bisnis butuh kepercayaan diri, dan sayangnya semakin paham pengetahuan, orang kadang semakin ga percaya diri ... salut juga dengan mbah Charles Darwin yg sudah ngomongin ini di tahun 1800-an, ternyata bukan pengetahuan, justru ketidaktahuanlah yang cenderung menghasilkan kepercayaan diri, meskipun ini sebenarnya bias kognitif yg menyebabkan superioritas ilusif ... tantangan bagi kita sekarang, bagaimana mendidik dan membangkitkan mental anak2 muda yg kuat secara akademik utk lebih yakin dan percaya diri ... dan di sisi lain, mendidik anak muda yg ga serius di dunia akademiknya utk lebih mau banyak belajar, banyak membaca dan bekerja keras, karena superioritas ilusif itu berbahaya dan akan menghancurkan integritas pribadi."

Serius sekali kantebar ilmunya? 

-----------------

Atau yang ini, "Nak,karakter dan integritas seseorang akan tampak jelas terlihat ketika diaterdesak masalah ekonomi ... seberapa pun beratnya kondisimu nak, jangan pernahsudi menjadi jahat."

Bijaksana sekali.

----------------------

Atau pesan yangkekinian banget, "Nak, one shoe can change yourlife ... (cinderella)" melengkapi foto sepatu yang sedang digunakannya.

-----------------------

Selain sebagai ilmuwan, peneliti, dan dosen, Romi juga piawai mengelola bisnis. Dia menyebut dirinya sebagai technopreneur. Pengalamannya di LIPI mendorongnya membangun usaha sendiri di bidang software komputer yang memang menjadi keahlian utamanya di sektor IT. Brainmatics, demikian brand yang sukses dibesarkannya. Lagi-lagi roh tebaran ilmu meresap dalam bisnisnya tersebut. 

Sejak awal dia tidak merekrut calon karyawan lulusan S1 atau S2 yang ahli IT dari kampus terbaik. Romi justru merangkul para lulusan SMK dan SMA. Dia didik sedari nol, lalu dikuliahkan satu persatu. 

Bukan hanya level S1 melainkan sampai S2. Bahkan kini ada yang mulai siap-siap lanjut ke S3. Selain dikuliahkan, Romi juga memberikan sebagian sahamnya di perusahaan kepada para karyawan, yang dia sebut sebagai anak-anaknya. Total sudah sekitar 30 anak yang bergabung di Brainmatics dan menjalani kehidupan ala Romi. 

Ah sudah ya, artikelnya saya cukupkan sampai di sini. Silakan selami tebaran ilmu ala syech Romi di internet. Bertebaran dan gratis. Oh ya, jangan lupa juga untuk mencontek sejumlah langkah kerennya dalam menebar ilmu. Hari gini, ternyata sangat murah dan mudah untuk mendapatkan pahala lewat tebaran ilmu di media sosial dan media internet. Selain dalam kehidupan nyata sehar-hari.

Terima kasih ilmunya, Syech Romi... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun