Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar Teknik Sedot Air ala Kolonel Simon

9 Januari 2019   20:27 Diperbarui: 9 Januari 2019   20:51 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simon bersama kawan NTT-nyaalumni SMA Taruna Nusantara

Bukan sembarang pompa air, karena alat ini sudah mampumenyelamatkan ratusan ribu bahkan mungkin jutaan orang di seluruh Indonesia.Bukan hanya di NTT. Berawal ketika Simon bertugas di Kupang, dekat dengantempat kelahirannya. Tekad masa kecilnya untuk mendekatkan air ke pemukiman diawujudkan.

"Saya pulang kampung dan menyaksikan orangtua masihkesulitan air seperti dulu. Jangankan untuk mandi, air untuk minum saja sulit."

Dengan teknik fisika dan matematika yang sangat dia kuasai,terciptalah sebuah alat yang mampu menyedot air di tempat jauh atau kedalamanke permukiman warga. Dengan biayayang hemat dan efisien. Uji coba dilakukan di kampung halamannya sendiri dengandana pribadi. Berhasil.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
 Sebenarnya pompa air hidrolik sudah banyak tersedia.  Tapi pompa air Simon berbeda. Dia adopsisejumlah teknik di peralatan militer yang memang sudah sangat akrab dengannya.

Dua diantaranya adalah konstruksi tabung dan klep. Simon memasang klep di depantabung, bukan di belakangan  tabungseperti kebanyakan pompa air. Klepnya pun terbuat dari karet. Lebih murah danmudah dirawat. Lebih ekonomis lagi karena zat cair sebagai perantara dalampompa Simon ini hanya air. Tidak ada zat lainnya. Hemat.

Sejak itulah, kampung-kampung lain di NTT juga memintanyadipasangkan pompa air serupa. Dengan bantuan banyak pihak, Simon Petrus Kamlasi- prajurit TNI AD,  memasang banyak pompaair ciptaanya di berbagai desa se-NTT. 

Bahkan kemudian berkembang ke berbagaipelosok Nusantara, yang wilayahnya mengalami kesulitan air bersih. Beberapa tahun kemudian, aksi yang dilakukan Simon dan koleganya diganjar penghargaan rekorMURI. Sebagai pemasangan pompa air hidrolik terbanyak di Indonesia. Aksi nyatayang berbuah kebahagiaan. Dahsyat.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
 Berkat semangatnya, tekad, komitmen, dan tujuan mulianya,Simon juga mendapatkan penghargaan khusus dari TNI. Pompa hidrolik buatnya diberi nama istimewa, 'Kartika'.  Plus bonus kenaikan pangkatluar biasa. Simon memang pantas mendapatkannya. Dia bukan hanya mengharumkanTNI, namun juga dirinya, keluarganya, daerah asalnya, sekolahnya dan juga kamiteman-temannya. Kami bangga! 

Perjuangan para pahlawan Indonesia masa lalu, kini dilanjutkan oleh generasi muda di berbagai bidang. Bentuk perjuangannya mungkin berbeda. Tapi semangatnya tetap sama. MenyatukanIndonesia tidak cukup dengan seribu pekikan, tapi sangat bermakna meski hanya dengan sebuah aksi nyata. Terus berkobar dan penuh energi memberikankarya terbaik bagi bangsa, negara, dan dunia. Seperti apa yang dilakukan Simon Petrus Kamlasi.

"Dulu TNI AD bersama rakyat bersatu melawan penjajah. Sekarang lewat program air, TNI ADbersama rakyat bersatu melawan kekeringan," ucapnya penuh keyakinan. 

Merdeka! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun