Mohon tunggu...
Ali Eff Laman
Ali Eff Laman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Lepas Bebas

Orang biasa yang dikelilingi orang luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rumah Sakit Jadi Rumah Sehat, dimana Puskesmas?

11 Agustus 2022   15:16 Diperbarui: 11 Agustus 2022   15:43 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Rumah Sakit Kok diubah Jadi  Rumah Sehat ?

Sehat dan Sakit

Jika dibuat dalam bentuk skala ukur berupa garis maka jarak antara titik sehat dan titik sakit kedudukannya dinamis dan bersifat sangat individual. Dapat digambarkan satu titik sehat optimal pada titil awal garis dan kematian pada titik akhir dari garis. Rentang sehat sakit berada diantara keduanya yang sangat dipengaruhi oleh individu dan lingkungan.

Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu "keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat". 

Jadi menurut WHO, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia seharusnya dengan keadaan  sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.

Sementara pengertian sakit adalah kondisi berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu (demam, sakit kepala, luka dan lain-lain). Sakit juga merupakan gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya (Parson, 1972). 


Artinya tentu saja sakit adalah lawan daripada kata sehat dimana tubuh tidak sempurna baik fisik, mental maupun sosial.

Setiap individu seharusnya memahami kondisi tubuhnya sendiri apakah dalam kondisi sehat atau dalam kondisi sakit. Oleh karenanya pada saat merasa sakit terutama pada gangguan fisik maka seseorang tahu kemana untuk segera mencari pertolongan, namun ketika terjadi gangguan mental atau sosial, terkadang diperlukan individu lain untuk menyadarkan adanya gangguan tersebut.

Rumah Sakit  dan Puskesmas

Salah satu tempat mencari pertolongan adalah Rumah Sakit. Sesuai dengan konsepnya Rumah Sakit adalah sarana pengobatan (kuratif) dimana di dalamnya terdapat layanan yang sasarannya adalah individu yang sakit yang akan ditangani oleh tenaga medis yakni dokter dan dokter gigi. Lalu apa itu Rumah Sehat ? 

Jika istilah tersebut merupakan nama pengganti untuk Rumah Sakit maka artinya  adalah sarana dimana upaya di dalamnya adalah layanan Kesehatan (sehat). Maka jika menyimak dari definisi sehat, rumah sehat tersebut seharusnya memberikan layanan sebelum seseorang terserang penyakit.

Sejak lama dunia Kesehatan mengenal konsep layanan sebelum seseorang menderita sakit yang disebut dengan Paradigma sehat. 

Paradigma sehat adalah cara pandang layanan kesehatan berupaya mempertahankan orang sehat agar tetap sehat sehingga berkonsentrasi pada pelayanan promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan pelayanan kuratif dan rehabilitative. Konsep paradigma sehat  ini sesungguhnya telah tercermin dalam tugas dan fungsi Puskesmas. 

Sesuai dengan namanya "Pusat Kesehatan Masyarakat" maka sebenarnya disinilah konsep "Rumah Sehat" dalam layanan kesehatan selain Rumah Sehat yang diharapkan sebenarnya adalah rumah tempat tinggal masyarakat, namun alih-alih rumah masyarakat harusnya mengadopsi paradigma  sehat justru  puskesmas  menjelma menjadi rumah sakit mini sebagai pusat pengobatan (kuratif).

Sumber Daya Tenaga Kesehatan

Dalam bidang kesehatan sebenarnya sudah ada pembagian area tugas dan fungsi antara tenaga medis (dokter dan dokter gigi) yang menangani area kuratif yang sasarannya adalah mengobati penyakit individu serta tenaga kesehatan masyarakat /Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) yang menangani area promotif dan preventif yang sasarannya adalah meningkatkan Kesehatan masyarakat . 

Penguatan Sumber Daya Kesehatan tentunya disesuaikan dengan tujuan dari sebuah institusi layanan apakah orientasinya kuratif atau promotive dan preventif. Jika kuratif maka diperlukan penguatan tenaga medis dan jika promotive dan preventif maka penguatannya pada Ahli Kesehatan Masyarakat.

Dengan adanya pembagian area kerja yang jelas diharapkan terjadinya sinergitas dan kolaborasi yang lebih baik sesuai dengan kewenangannya, meskipun demikian penanganan kesehatan yang holistik tentu saja tetap memerlukan  kerjasama multidisiplin ilmu untuk mencapai peningkatan derajat Kesehatan yang optimal.

Kerjasama sesuai dengan kompetensinya masing-masing seperti tenaga medis yang tugasnya mengobati, tenaga perawat yang memberikan asuhan keperawatan, tenaga adminstrasi, tenaga laboratorium, tenaga farmasi serta profesi lainnya dapat berperan dalam melayani individu dalam sebuah institusi layanan Kesehatan. 

Dengan sehatnya individu maka diharapkan keluarga menjadi sehat, jika keluarga sehat maka masyarakat menjadi sehat selanjutnya negara menjadi sehat.

Rumah Sehat

 H.L. Blum preofesor emeritus dari university of California menyebutkan bahwa derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh 40% faktor lingkungan, 30% faktor perilaku, dan hanya 20% faktor pelayanan kesehatan, lainnya 10% adalah faktor genetika (keturunan). 

Artinya layanan kesehatan termasuk rumah sakit dan puskesmas hanya berpengaruh sebesar 20% dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat sedangkan yang paling berpengaruh adalah faktor yang berkaitan dengan lingkungan dan perilaku.

Oleh karena lingkungan dan perilaku adalah faktor yang paling berpengaruh maka upaya untuk meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat seharusnya dengan memfokuskan pada upaya-upaya yang berkaitan dengan kedua hal tersebut. Dimana tempat masyarakat berinteraksi dan dimana tempat perilaku dibentuk. 

Para ahli sepakat bahwa pembentukan perilaku terutama dimulai dari rumah kemudian dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah termasuk lingkungan perumahan dimana manusia berinteraksi sehari-hari. Sehingga bisa disimpulkan untuk menciptakan masyarakat yang sehat maka bukan tinggal di rumah sakit melainkan bagaimana masyarakat dapat tinggal di rumah sehat.

Penulis : Ali Eff Laman (Tenaga Kesehatan Masyarakat yang bertugas di Dinas Perumahan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun