Mohon tunggu...
Mudy
Mudy Mohon Tunggu... -

Rakyat kecil tinggal di Jakarta, pensiunan swasta, Pancasilais, republiken, ultra-nasionalis. Anti NeoLib-ASEAN-C, anti religio-fascist, anti rezim-status-quo-koruptor. https://mudy45.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Evaluasi Operasi Pembebasan Sinar Kudus, Aib Komando TNI

18 November 2014   00:07 Diperbarui: 21 Mei 2016   04:51 4237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gugus Kedua tidak membawa kekuatan yang memadai untuk melakukan operasi ke pantai menghadapi 600 milisi sebagaimana informasi intelijen. Dengan kekuatan dibawah 1 batalion, rencana operasi yang dibuat untuk penyerbuan dapat diperkirakan akan sangat berdarah.

Jika dimaksudkan untuk pembebasan sandera di laut, di atas kapal MV Sinar Kudus, gugus kedua ini tidak membawa helikopter yang memadai, dan jumlah kendaraan submersibel yang memadai. Justru yang dibawa adalah BMP-3F dan LCVP yang notabene merupakan kendaraan pendarat.

EV-7. Tidak ada Rencana Reaksi TNI yang memadai

Terlihat TNI berada dibawah pengaruh kepemimpinan sipil yang lamban, berorientasi pencitraan semata, dan tidak memiliki kapabilitas menangani hal seperti ini. Seharusnya TNI memiliki otoritas lebih dalam pengambilan keputusan terkait operasi militer, berdasarkan Rencana Reaksi TNI yang sudah disepakati terlebih dahulu oleh kepemimpinan sipil dan dituangkan dalam bentuk peraturan. Rencana Reaksi yang demikian akan mengikat kepemimpinan sipil untuk memberikan kewenangan militer kepada TNI. Antara lain misalnya, mengikat agar tidak dilakukan pembayaran tebusan pada penyandera.

Jika memang ingin melakukan pembayaran sandera, TNI seharusnya tidak boleh dilibatkan.

SBY, Presiden penentu operasi militer Sinar Kudus (kompas.com)
SBY, Presiden penentu operasi militer Sinar Kudus (kompas.com)
SBY, Presiden penentu operasi militer Sinar Kudus (kompas.com)

A.4. Tebusan Dibayar

Tanggal 25/4, Gugus Pertama, 2 frigat Van Speijk yang sudah berada Somalia berlabuh di Pelabuhan Salalah, Oman, untuk replenish (pembekalan ulang kapal). Sehari kemudian berangkat kembali ke perairan Somalia. Pasukan TNI gagal mendeteksi seluruh posisi sandera.

Tanggal 28/4 sudah terjadi rencana pembayaran tebusan, namun perompak mendadak menaikkan uang tebusan yang disepakati.

Tanggal 30/4 PT Duta Samudera membayar tebusan, uang di drop di kapal lalu dihitung oleh Perompak, kemudian beberapa perompak pulang dengan diantar helikopter ke-3 lokasi. Besar tebusan jauh melebihi USD 3,5 juta yang disepakati sebelumnya. PT Antam membantu biaya tebusan tersebut.

Tanggal 1/5, sebagian besar perompak sudah pergi, namun masih ada beberapa perompak di MV Sinar Kudus. Saat perompak terakhir pergi, pasukan TNI menyerbu dengan 3 RHIB, menewaskan sekitar 4 perompak, kemudian menangkap sampan perompak.

Tanggal 22/5 Satgas kembali ke Jakarta, disambut Presiden SBY. Beberapa perwira diberikan kenaikan pangkat istimewa atas "keberhasilan" operasi.

Perahu Pembajak dan Kapal TNI (kompas.com)
Perahu Pembajak dan Kapal TNI (kompas.com)
Perahu Pembajak dan Kapal TNI (kompas.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun