Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tetap Optimis dan Jangan Pesimis

19 Agustus 2021   09:02 Diperbarui: 19 Agustus 2021   09:08 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Optimis dimaknai dengan yakin bahwa segala sesuatu yang kita lakukan itu berdampak positif dan hasilnya baik. Lawan optimis adalah Pesimis, dimana kata pesimis disini diartikan sebuah sikap yang was-was dan berdampak negatif atau jahat, ada juga yang dimaknai sikap ragu dalam melangkah, sinonim pesimis adalah putus asa. 

Dua sikap ini biasanya ada dan melekat di semua orang, saat ditanya cita-cita anda itu apa, kadang kita menjawab ragu, ingin jadi PNS, ingin jadi Jurnalis, ingin jadi Dokter dan ragam cita-cita atau keinginan hidup mapan. 

Menuju optimis maka kita harus belajar, mencoba sesuatu yang kecil lalu ada masalah, karena kita optimis dalam melangkah maka target yang kita inginkan bisa terwujud, terkadang ada halangan atau rintangan saat melangkah.

Pengusaha bawang merah misalnya, mereka dalam budidaya sudah optimis, bahwa usahanya harus panen dengan hasil yang sempurna, namun mereka akan mengalami kegagalan apabila ada faktor hama, banjir, pencurian, ataupun sudah dijual kemudian tidak di bayar oleh pembelinya alias ditipu.

Namun optimis dalam bekerja dan berusaha serta ikhtiar selalu ada pada dirinya, bahwa pekerjaan yang dilakukan selama ni untuk menghidupi keluarganya dan nasib ke depannya, saat rejeki yang diberikan bertambah maka mereka diingatkan bahwa ada hak atas rezeki yang sudah diberikan, lewat sedekah/infaq dan zakat. 

Jika mereka lupa maka akan dikasih cobaan berupa sakit, dicuri hartanya, ataupun cobaan lain agar mereka sadar bahwa hidup itu harus bermakna dan bermanfaat untuk kepentingan umat.

Saat sikap anda selalu optimis maka akan berdampak positip, misalkan kita selalu olahraga rutin, optimis bahwa fisik kita terjaga kesehatannya, tidak mudah sakit dan imunitas tinggi, kalaupun sakit maka kita lagi diuji.

Orang optimis imbasnya sukses di dunia dan sukses di akhirat, kenapa demikian, karena waktu yang sudah ada benar-benar dimanfaatkan sedemikian rupa, ilmunya dibutuhkam semua orang, hartanya sebagian di tasyarufkan untuk mereka yang membutuhkan, dan ibadahnya akan selalu dijalankan dengan tertib dan disiplin. 

Pesimis bekerja menjadi tindakan yang tidak menguntungkan, saat kita bekerja mengharapkan sesuatu honor yang tunggi, namum pesimis kira-kira bisa masuk atau lolos tidak yah, belum lagi kalau di tes bahasa asing, karena skill yang ada tidak di miliki maka dalam batinnya pesimis untuk lolos, saat dilakukan wawancara pun tidak percaya diri. 

Saat mengambil keputusan, orang yang optimis maka akan berandai-andai dulu, jika gagal malu, padahal belum di coba atau dikerjakan, jadi rasa malunya lebih dominan dibandingkan tingkat percaya dirinya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun