Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jogo Tonggo, Siaga Covid-19 Jateng Berbasis Village

16 Mei 2020   16:26 Diperbarui: 16 Mei 2020   16:33 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melawan Covid-19 agaknya sudah semakin kuat sinerginya, sampai-sampai berita di sejumlah daerah terkait  cegah Covid-19, dengan Bansos yang disalurkan, ternyata sudah mulai dilirik Bansos oleh sejumlah warga, beberapa protap protokol kesehatan juga lebih banyak dilanggar daripada mematuhi untuk jaga jarak, pakai masker, CTPS pakai sabun, dan ragam anjuran pemerintah terkait bantuan sosial ini. 

Awalnya warga harus mematuhi aturan cegah covid, malah sekarang dilanggar sendiri dengan kebijakan penyaluran bansos dimana masyarakat sudah merasakan bahwa covid sudah tidak ada, mereka tidak menyesal tidak pakai masker, tidak CTPS pakai sabun, dan tidak jaga jarak, semua dianggap biasa asalkan dapat bantuan sosial bentuk uang ataupun ada yang bentuk barang, maka aturan sepertinya sudah tidak berdaya. 

Bahkan, beberapa masjid yang ada di kampung pun sudah banyak yang kembali ke semula, yaitu corona dianggap sudah hilang, tidak pakai masker, tidak cuci tangan pakai sabun dan tidak jaga jarak shof. Sudah dianggap biasa saja. Mereka berubah hanya pada bulan pertama ketiga merebaknya kasus covid-19, seiring sudah hampir 3 bulan sudah jenuh, dan memaksa mereka protokol kesehatan pun dilanggar.  

Jateng Gayeng "Jogo Tonggo" memakssa keterlibatan semua lini untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran covid, sekaligus bagaimana memastikan kepedulian masyarakat untuk bergotong royong, kesetiakawanan sosial, dan peduli dengan warga di desanya, mereka juga harus sigap, cekatan dan secara berkesinambungan memastikan agar warganya itu patuh dengan anjuran pemerintah untuk pencegahan covid-19. 

Bagaimana personil yang ada saling memperkuat sistem pencegahan dan edukasi covid-19, musuh utama adalah lawan corona, sedangkan dampak yang bisa dirasakan adalah aspek kepatuhan mereka akan aturan yang sudah ditetapkan baik skala nasional, regional, kabupaten maupun desa atau village. 

Perubahan perilaku butuh waktu, tidak semudah membalikkan telapak tangan kita, tapi lewat perubahan perilaku dengan model edukasi itu lebih membekas, secara ilmu komunikasi, lebih baik lama, daripada instan, instan itu seperti larangan warga yang dipaksakan, dia akan patuh sementara, saat petugasnya tidak ada, maka langsung maskernya dimasukan lagi, kaya tobat dambel, pedas sesaat, setelah itu dianggap biasa. Yang bagus ya tobat nasuha, tidak mau mengulangi perbuatan yang jelek lagi, sudah orientasi meninggal dalam keadaan husnul khotimah.

Jogo Tonggo, itu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi lingkungan sekitarnya, semua bergerak tidak saling egosectoral, walaupun teorinya sama, belum tentu konsep pada gambar akan berhasil semua, keberhasilan ditentukan dari komitmen pemdes, warga itu sendiri dan dukungan dari toga dan tomas yang ada di satu wilayah, prinsipnya pentahelix di desa jika ada diberdayakan semua, sehingga corona hilang dari kampung yang dijogo tonggo. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun