Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

NU "Care" dengan Penyandang Disabilitas

23 November 2017   14:08 Diperbarui: 23 November 2017   16:19 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembukaan Munas dan Konbes NU di NTB

Lombok - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU ) Prof. DR. KH. Said Aqil Sirodj menyampaikan, dua puluh tahun yang lalu, Munas semacam ini pernah di adakan di NTB yakni di Babu Lombok Tengah, sekarang kembali menjadi tuan rumah setelah 20 tahun. 

Ada perbedaan antara munas terdahulu dengan sekarang,  bedanya dulu, saat munas tidak ada pejabat yang hadir, namun sekarang undangan 1200 yang hadir puluhan ribu hadir termasuk dihadiri Presiden Republik Indonesia beserta menteri serta para pejabat tinggi. 

PBNU membuka pintu  terbuka kepada kelompok radikal bila ingin masuk ke NU, mari warga Nahdlatul Ulama untuk perangi radikalisme, NU harus menjadi umat yang bisa memperkokoh nilai kebangsaan melalui gerakan deradikalisasi dan penguatan ekonomi warga.

Demikian disampaikan pada pertemuan Musyawarah Nasional Alim Ulama Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di alun-alun Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (23/11).

Munas ini dilaksanakan mulai 23-25 Nov 2017. Hadir pada acara tersebut Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo beserta para Menteri dan Duta Besar Negara Sahabat, Pengurus PBNU dan Pengurus PWNU Se Indonesia beserta Pengurus Banom Dan Lembaga NU.

Masih menurut said aqil, realita semangat umat islam Indonesia sekarang terkait nasionalisme semakin pudar, sebagai warga NU kita harus tetap menjaga nasionalisme religius. Umat ini mudah terprovokasi, namun dunia international sudah mengakui, bahwa umat islam Indonesia itu warganya hidup damai, toleran dan semangat nasionalisme yang tinggi.

Said aqil juga memberikan masukan kepada Presiden, agar ke depan ada kementrian tersendiri yang  khusus menangani Pondok Pesantren. Pada Munas dan konbes ini banyak masalah yang akan dibahas, yakni terkait masalah disabilitas, investasi yang sesuai syariat Islam, dan masalah lainnya yang sudah dirumuskan oleh panitia Munas.

Sementara itu, saat Pembukaan Munas-Konbes NU, Robikin selaku panitia memberikan kesempatan kepada Ustad Ilhamudin Penyandang Disabilitas yang Baca Al-Qur'an dan Shalawat Badar dengan maksud  NU memang care dengan penyandang disabilitas, sejalan dengan pembahasan masalah disabilitas di forum Bahtsul Masail Munas Alim Ulama NU 2017 di Pesantren Darul Falah Lombok.

Menurut Robikin, penyandang disabilitas itu karunia Allah. Disabilitas bukan keterbatasan. Penyandang disabilitas dapat menggali potensi diri dan dapat kesempatan yang sama dalam meraih prestasi.

Masalah disabilitas ini diangkat sebagai salah satu pembahasan di forum Munas NU 2017 dalam sidang Komisi Bahtsul Masail Diniyah al-Maudhuiyah. Masalah ini akan dibahas secara serius terutama terkait fasilitas peribadatan bagi penyandang disabilitas.

Adapun Perwakilan dari Brebes yakni Rois Syuriah PBNU KH. Subhan Makmun yang ditugaskan menjadi salah satu tim perumus di bahasan Bahtsul Masail. (Bahrul Ulum) 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun