Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peranan Kaum Agamawan dalam Penurunan AKI/AKB

15 November 2017   07:49 Diperbarui: 18 November 2017   11:58 1694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokoh Agama Berperan Dalam Penurunan AKI/AKB

Ada seorang ustad dan ustadzah di kampung penghasil bawang merah dan pemasok telor asin, dalam suatu pengajian rutin ibu-ibu bisa pada  senin pon, selasa wage, rabu pahing, dengan memberikan tausyiyah secara tematik perihal kesehatan ibu dan anak termasuk masalah gizi anak dan stunting. 

Ustad dan ustadzah tersebut tampaknya sudah berani tampil untuk menyampaikan tema tematik tersebut, kenapa demikian karena yang bersangkutan sudah dibekali ilmu pengetahuan seputar kesehatan ibu dana anak  dari para praktisi kesehatan atau lembaga/institusi bidang kesehatan. 

Kebiasaan rutin pengajian memberikan tema tentang halal dan haram mencari nafkah di dunia, apa itu  siksa kubur, dan hikmah doa dan silaturahmi dll, namun seiring waktu mereka mampu menyampaikan sudut pandang ulama untuk ikut serta menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi dan gizi seimbang. Sebuah nasehat yang berbeda dengan pesan sebelumnya dan tugas ini dilakukan oleh mereka secara tulus ikhlas. 

Ada perbedaan yang tampak saat ustad dan ustadzah ini menyampaikan dibandingkan saat seorang bidan menyampaikan, bidan dengan sigap dan cepat menjawab semua pertanyaan para ibu jamiyah, terutama pada aspek medis, namun saat aspek hukum agama, bidan pun langsung menjawab, urusan hukum kita serahkan kepada ahlinya, yaitu pak ustad atau bu ustadzah, karena yang bersangkutan sudah makan garam begitu lamanya.

Begitupula dengan ustad atau ustadzah, saat menyampaikan bagaimana islam dalam menyikapi masalah yang ada pada kesehatan Ibu dan Anak, disaat ada pertanyaan agama dengan lancarnya ustad/ustadzah menyampaikan, namun disaat ada pertanyaan medis, mereka pun bisa menyampaikan, nanti ibu-ibu kalau ada pertanyaan tentang teknis medis, maka silahkan nanya kepada Ibu Bidan atau Pak Dokter bisa dirumahnya atau bisa saat nanti ketemu di puskesmas. 

Persoalan kesehatan bukan hanya milik orang medis saja, namun ada beberapa persoalan non medis yang membutuhkan peran-peran para pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat termasuk organisasi profesi dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan. Mereka memiliki kapasitas yang saling memperkuat dan mendukung untuk maslahatul ummat. 

Alasan kenapa kaum agamawan harus berdakwah dalam persoalan umat, karena ini bagian dari misi Islam sebagai agama samawi tidak terlepas dari empat tujuan berikut: Pertama, untuk mengenal Allah Swt (ma'rifatullah) dan mengesakan-Nya (tauhid); kedua, menjalankan segenap ritual dan ibadah kepada Allah Swt sebagai manisfestasi rasa syukur kepada-Nya; ketiga, untuk mendorong amar ma'ruf nahi munkar(menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran), serta menghasilkan hidup manusia dengan etika dan akhlak mulia (tasawuf); dan, keempat, untuk menetapkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan hubungan sosial (mu'amalah) di antara sesama manusia. 

Keempat poin inilah yang disebut oleh Syaikh Ali Ahmad Al-Jurjawi sebagai maksud dan hikmah diturunkannya hukum Islam (hikmatut tasyri') dan salah satu aspek kehidupan manusia yang sangat diperhatikan oleh Islam sejak diturunkannya adalah masalah kesehatan (shihhiyyah).

Kata 'sehat' sebenarnya berasal dari bahasa Arab 'shihhah' Sinonimnya adalah salamah (selamat) dan 'afiyah (sehat walafiat).

Masalah kesehatan ibu dan anak termasuk gizi dalam Islam menyangkut kondisi fisik (jasmani) dan kondisi psikis (rohani) manusia secara utuh. Ada sejumlah makanan dan minuman yang dihalalkan, karena baik dan membawa manfaat bagi tubuh manusia. Ada pula yang diharamkan, karena dinilai membawa madarat dan kerusakan bagi tubuh manusia. Selain itu, dalam al-Qur'an banyak ayat yang menganjurkan menjaga kesehatan sebagai langkah preventif sebelum datangnya penyakit dan sebuah penyakit tidak semakin parah. 

Perhatian Islam terhadap kesehatan dan gizi masyarakat tercermin pada ajaran-ajaran operasional syariat Islam yang mengatur relasi di antara sesama manusia. Dengan kata lain, pandangan Islam tentang kesehatan dan gizi masyarakat terkait dengan konsepsinya tentang manusia sebagai makhluk sosial, yaitu manusia yang hidup dalam suatu komunitas atau masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun