Telaah Filosofis Tokoh Novel Biografi Kusni Kasdut
adriansyahkatili@ung.ac.id
Penulis adalah Dosen di Fakultas Sastra dan Budaya UNG, alumni S3 Linguistik Terapan Pascasarjana UNG. Tinggal di Kabila, Bonebolango.
Perjalanan kehidupan manusia tidak lepas dari hakekatnya sebagai makhluk eksistensial. Dari sejak lahir, menjadi remaja, pemuda, tua, lalu meninggal, manusia selalu pada jalur eksistensinya. Adanya fenomena eksistensial manusia ini melahirkan aliran filsafat eksistensialisme dengan para tokohnya yang yang fenomenal, Heidegger, Kalr Jasper, Jean Paul Sastre. Mereka adalah tokoh eksistensialisme yang menelaah bagaimana manusia menjalani dan menghayati kehidupannya sebagai makhluk eksistensial.
Perjalanan hidup eksistensial itu tidak luput menimpa semua manusia, termasuk Kusni Kasdut. Kusni Kasdut adalah seorang yang dapat dikatakan fenomal dalam sejarah perang kemerdekaan Indonesia. Dia seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang banyak jasanya. Namun pada akhirnya dia menjadi terpidana mati karena menjadi pelaku utama perampokan yang menewaskan korbannya. Setelah tertangkap, dia berusaha melarikan diri. Usaha pelariannya yang pertama dari semuah kantor polisi memakan korban, seorang anggota polisi yang tewas tertembak oleh senjatanya.
Riwayat Hidup Kusni Kasdut
Riwayat hidup Kusni Kasdut tertulis dalam novel biografi yang berjudul Kusni Kasdut yang ditulis oleh Parakitri, yang diterbitkan di Jakarta oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1979. Kusni Kasdut lahir di Blitar, dari keluarga yang miskin. Ayahnya tidak jelas. Kemiskinannya dan ketidakjelasan figur sang ayah ini membuat Kusni tumbuh sebagai anak yang rendah diri. Dia ingin berbuat sesuatu untuk mengangkat harga dirinya dan keluarganya,
Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia Kedua dengan hancurnya dua kota besar di Jepang, Hirosima dan Nagasaki akibat bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikay, Indonesia memproklamasikan kemerdekannya pada tanggal 17 Agustus tahun 1945. Kemudian para bekas Heiho binaan Jepang lalu bergabung dengan BKR, cikal bakal tentara Indonesia. Mereka membentuk diri menjadi barisan yang membela kemerdekaan Indonesia dengan memanfaatkan ilmu kemiliterang yang mereka peroleh dari Jepang. Salah satu misi yang pertama mereka lakukan adalah merebut senjata yang dikuasai Jepang. Pada saat itulah Belanda ingin kembali menjajah Indonesia dengan membonceng sekutu. Maka misi BKR selanjutnya adalah mempertahankan kemerdekaan dari serbuan Belanda.
Salah satu peristiwa bersejarah yang sangat heroik adalah pertempuran 10 Novermber 1945 yang terjadi di Surabaya. Pada saat itu terjadi pertempuran yang besar antara Indonesia melawan tentara sekutu. Semua anggota Heiho yang ada di Surabaya terlibat dalam perang itu. Kusni Kasdut adalah salah satu di antara para eks Heiho yang bertempur itu. Dalam pertempuran itu dia terkena tembakan peluru yang mengakibatkan kakinya terluka.
Pasca perjuangan, dia mencoba melamar menjadi anggota TNI. Namun dia ditolak dengan alasan bahwa kesatuannya selama masa perjuangan tidak jelas. Terlebih cacat di kakinya akibat tertembak saat perang menjadi alasan penolakannya. Menghadapi ini Kusni sangat kecewa karena jasa-jasanya tidak dipertimbangkan. Terlebih dia sudah berkeluarga dan memiliki anak. Menghadapi situasi ini dia mengambila jalan pintas, melanggar hukum. Dia merampok.