Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kembali ke Ladang

29 Februari 2024   05:21 Diperbarui: 29 Februari 2024   05:36 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali ke Ladang
Oleh: Penadebu


Di tepian senja, terpatuk haru,
Setelah pensiun, pelangi kau gapai.
Guru bijak, legenda di dunia ilmu,
Menyisakan kisah, pengalaman indah.

Pulanglah, wahai guru di ladang,
Kembali merajut benang-benang mimpi.
Pensiun bukan akhir, tapi awal yang baru,
Di ladang hidup, tumbuh subur kisah jiwa.

Ladang ilmu, bukan hanya tanah basah,
Tapi rindu, kasih, dan karya bakti tercipta.
Saat matahari perlahan menundukkan kepala,
Kau, guru, bersyukur di bawah langit biru.

Jerih payah di kelas, hingar bingar pelajaran,
Dalam relung hati siswa, kau jadi pahlawan.
Saat pensiun tiba, ladang bukan hampa,
Tetapi panggung baru, di mana kau meramaikan.

Pulang ke ladang, bukanlah melupakan,
Namun merangkai kembali benang kenangan.
Tak lagi di ruang kelas, tapi di bawah pohon,
Kau sambut matahari terbenam dengan suka cita.

Ladang bukan hanya lahan pertanian,
Melainkan ladang jiwa, tempat bercocok tanam.
Bibit cinta, hormat, dan pengabdian,
Bakal tumbuh subur, meski tak lagi di bangku guru.

Tak hanya ilmu hitam di papan tulis,
Tetapi kebijaksanaan dalam setiap langkah.
Kini kau bertani pelajaran hidup,
Membimbing generasi, di ladang yang penuh makna.

Setelah pensiun, ladang adalah rumah,
Tempat kau menanam impian dan doa.
Sekolah tetap ada, dalam setiap tawa,
Guru tak pernah pensiun dari menyemai cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun