Mohon tunggu...
Christian Rahmat
Christian Rahmat Mohon Tunggu... Freelancer - Memoria Passionis

Pembelajaran telah tersedia bagi siapa saja yang bisa membaca. Keajaiban ada di mana-mana. (Carl Sagan)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkades, Menguji Rasionalitas Masyarakat Akar Rumput

22 Desember 2019   18:24 Diperbarui: 22 Desember 2019   18:53 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbedaan yang mencolok ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Contohnya, perbedaan kepentingan antara masyarakat akar rumput dengan masyarakat yang ada di level yang lebih tinggi.

Perbedaan kepentingan ini pun dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perbedaan keadaan etnografi, letak geografis, dan sebagainya. Wilayah Indonesia yang terbentang begitu luas dari Sabang hingga Merauke memungkinkan hal semacam ini bisa terjadi.

Contoh berikutnya adalah narasi yang dibangun oleh media. No Bad News, No News. Sebuah ungkapan dalam jurnalisme yang mendorong media untuk selalu mencari berita "buruk" untuk diberitakan.

Ungkapan ini juga memaksa setiap jurnalis untuk menulis berita dengan gaya penulisan yang provokatif. Bahkan judul pun harus provokatif dan merangsang orang untuk membaca.

Pemberitaan seperti ini turut menciptakan disparitas realita politik di level akar rumput dan level nasional. Tidak jarang narasi yang dilemparkan oleh media adalah narasi yang telah digeneralisasi. Bukan narasi yang kontekstual. Hal ini kerap membuat orang - orang menyamaratakan situasi politik di level nasional dengan situasi politik di level akar rumput.               

Kenyataan - kenyataan seperti yang terjadi di Desa Simatibung merupakan penegasan dari disparitas politik nasional dengan politik di level akar rumput. Di panggung perpolitikan nasional, kita akan menjumpai orang - orang dengan mudahnya memainkan isu - isu sentimental.

Sedangkan di sebuah desa bernama Simatibung, masyarakat justru memutuskan untuk mengubur dalam - dalam sentimentalitas dan memilih jalan rasionalitas.

Hal ini juga menandakan bahwa rasionalitas masyarakat akar rumput masih cukup kuat untuk membendung masuknya isu - isu sentimental sebagaimana terjadi di level nasional.   

Harus jadi pembelajaran

Situasi sebagaimana terjadi di Desa Simatibung sudah selayaknya menjadi proses pembelajaran bagi masyarakat. Masyarakat Desa Simatibung yang mengedepankan rasionalitas adalah teladan bagi banyak pihak. Masyarakat Desa Simatibung yang mengesampingkan sentimentalitas merupakan secercah harapan bagi kehidupan demokrasi yang lebih baik di negeri ini.

Almarhum Gus Dur pernah mengatakan; "Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun