Mohon tunggu...
Lendra Bayu
Lendra Bayu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

[ Blogger, Reviewer, Reporter. ] \r\n\r\nKadang males buat bales komentar. Pliss.. Jangan marah kalau komentar kamu gak saya bales. Ikhlasin aja, biar Tuhan yang bales :P\r\n\r\nCP: lendra.mail@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Review] Wreck-It Ralph: Shrek Ala Disney

14 November 2012   05:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:24 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya selalu suka film-film "mashup" semacam Wreck-it Ralph. Sama seperti The League of Extraordinary Gentlemen, Toy Story, dan The Avengers; film animasi ini juga mencomot berbagai karakter yang sudah dikenal sebelumnya ke dalam sebuah kisah yang baru. Studio film Dreamworks mungkin lebih dulu mengangkat konsep yang sama lewat Shrek, tapi Wreck-it Ralph bisa dengan mudah mementahkan tuduhan tidak kreatif yang dialamatkan kepadanya. Jika dilihat dari trailernya, anda mungkin langsung bisa menebak akan berkisah tentang apa film Wreck-it Ralph ini. Ya, Ralph si tokoh utama merasa terdiskriminasi oleh perannya sebagai penjahat di dunia game tempat dia tinggal. Dia bosan hidup sendirian di tempat sampah, dia capek dibenci oleh para karakter game yang lain, dan dia ingin dipuji atas kerja kerasnya menjalankan peran sebagai penghancur. Ralph akhirnya nekat melompat ke game lain demi meraih sebuah medali kepahlawanan; dan dia berhasil. Oke ini spoiler, tapi tolong maafkan ya karena cuma sedikit yang saya bocorkan dan dijamin tidak akan merusak kenikmatan menonton film ini nantinya. Medali yang diinginkan Ralph ternyata dapat diraih dengan mudah. Dan dengan segera, anda akan sadar bahwa dongeng modern yang jadi inti film Wreck-it Ralph justru baru dimulai. Selama sejam berikutnya, penonton akan disuguhkan kisah dengan pesan moral yang kuat (khas Disney) dan dikemas lewat adegan-adegan yang menyentuh dan berpotensi memancing air mata (khas Pixar). Mungkin tidak sedramatis adegan pembuka film Up atau adegan penutup Toy Story 3 (yang kelewat kurang ajar bikin nyeseknya), tapi anda pasti terbawa emosi melihat adegan Ralph 'berbuat jahat demi kebaikan' di pertengahan dan akhir film. Wreck-it Ralph menyajikan visual yang manis dan menyenangkan. Kalau pernah menonton film Speed Racer karya sutradara Wachowski bersaudara, anda akan familiar dengan warna-warni dalam film ini. Karakter-karakternya yang lucu dan menggemaskan membuat Wreck-it Ralph akan dengan mudah menarik perhatian anak laki-laki maupun perempuan. Dan entah memang direncanakan sejak awal atau tidak, kehadiran tokoh-tokoh dari berbagai game terkenal seperti Sonic, Street Fighter, Pac-Man dan lain-lain (ada DIG-DUG juga!) akan membuat para orang tua dengan mudah ikut menikmati film ini bersama buah hati mereka sambil bernostalgia ke jaman keemasan Ding-Dong, Sega, Nintendo, bahkan Atari beberapa dekade lalu. Formula yang dimiliki Wreck-it Ralph sangat potensial untuk dieksplorasi lebih luas lagi. Saya tidak akan heran jika beberapa tahun lagi akan muncul sekuelnya dengan menghadirkan tokoh dari game yang lebih banyak atau mengambil setting di dunia game yang lebih seru lagi. Wreck-it Ralph adalah film yang sangat saya rekomendasikan untuk mengisi long weekend bersama keluarga. Jika harus menjabarkan kekurangannya, maka saya terpaksa menyebut agak datarnya 15 menit pertama film ini dan tidak munculnya balok Tetris dalam dunia Wreck-it Ralph. *gambar diambil dari: geekenstein.com


Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun