Sejak itu dimulailah perpecahan atau pembagian dunia secara luas dengan menggunakan ideologi komunis/sosialis kontra ideologi kapitalisme (neoliberalisme). Secara nasional sistem ini diberlakukan sering sangat kejam dan sungguh sangat tidak berperikemanusiaan, saling bunuh, siksa dan saling bantai sesama  satu bangsa.
Sangat menyolok ialah di Laos, Camboja dan juga Vietnam. Implementasinya yang jelas dan juga sangat kejam di Indonesia ialah pada tahun 1965. Akan tetapi di era Jokowi pada mulanya dipakai taktik agama kontra Jokowi, dan sekarang dengan taktik ekonomi kontra Jokowi.
Kalau di AS sistem perpecahan ini diatur dengan menggunakan sistem dua partai, Demokrat dan Republik atau disebut juga 'kiri' dan 'kanan' di era abad lalu. Kedua partai ini adalah dibawah pengaturan satu organ partai yang sesungguhnya yaitu 'The Party of money' (Gore Vidal). Sekarang di AS sistem konflik ini dinyatakan dalam  bentuk deep state kontra Trump.
Perpecahan dua partai jadi kabur atau hilang sementara atau untuk selama-lamanya, karena berubah menjadi kontradiksi antara neolib/NWO atau di AS disebut 'deep state' kontra kekuatan nasionalis yang di AS diwakili oleh Trump. Dalam grup deep state termasuk kekuatan inteligens AS seperti CIA, FBI, NSA dll.
Di AS kekuatan intel ini disebut juga the fourth power (3 lainnya adalah eksekutif, legislatif dan judiktif). Dalam prakteknya the fourth power ini banyak menentukan dalam arahan politik maupun dalam kehidupan tiap warga negara, seperti juga telah banyak dibongkar oleh whistleblower Snowden. Presiden SBY termasuk yang terkena sadap pada jamannya.
Celakanya atau sialnya bagi neolib/NWO ini ialah arah dan arus sejarah yang menentang mereka, bahwa era internet dan keterbukaan telah memporak-porandakan semua rahasia yang ditutup rapat selama 170 tahun itu, sekarang terbuka dan semakin tertelanjangi sehingga brainwashing dan mind control yang tua itu 'is being shattered piece by piece by internet and independent media' (Jon Rapporport).
Dalam soal terorisme yang 'made in USA' itu terlihat jelas semakin meredup karena semakin tertelanjangi diseluruh dunia, dimana 'war on terrorism is a fabrication, a big lie' menurut ulasan ilmiah prof Chossudovsky, Ottawa University, Canada.