Mohon tunggu...
Peliaman Gulo
Peliaman Gulo Mohon Tunggu... Atlet - Peliaman gulo,mahasiswa unpam

Saya pekerja keras dan seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Emosi Vs Tegas

27 Juni 2021   15:20 Diperbarui: 27 Juni 2021   15:22 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bedakan antara tegas dan emosi. Sikap tegas tidak sekedar mengemukakan pendapat atau perasaannya, tetapi ia tahu cara penyampaian yang tepat yang dapat diterima oleh orang lain, yang tidak membuat orang lain marah atau tersinggung. Mungkin pesan atau apa yang disampaikan tidak selalu bisa diterima orang lain, namun ia dapat memilih kata-kata dan cara yang tepat sehingga sekalipun tidak sejalan dengan orang lain tidak sampai menimbulkan konflik panjang. Hanya berbeda pada saat itu dan setelah itu tidak mempengaruhi hubungan yang terjadi. Pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi merasa senang dan tidak ada pihak yang merasa  

Emosi juga ditunjukkan dengan keberanian mengungkapkan pikiran, pendapat atau perasaan. Namun perbedaannya, komunikasi secara Emosional tidak mempertimbangkan apakah caranya bisa diterima oleh lawan bicara. Biasanya memaksa, tidak peduli orang lain dan tidak mau mendengarkan orang lain bicara. Yang penting ia bicara dan sudah mengungkapkan apa yang menjadi isi pikiran atau perasaannya. Orang lain bisa terima caranya atau tidak, itu bukan urusannya. 

Oleh karena itu, gaya komunikasi Emosional ini seringkali menimbulkan konflik. Atau kalaupun tidak terjadi konflik, karena yang dihadapi adalah orang yang pasif (selalu "iya, iya"), tetapi tidak menciptakan situasi menyenangkan bagi lawan bicaranya. Atau bisa dikatakan situasinya win -- lose. Biasanya komunikasi interpersonal yang terjalin pun tidak akan intens dan tidak jangka panjang.

Dari penjelasan di atas, kita melihat peranan penting sikap asertif dalam komunikasi. Perlu bagi setiap orang untuk mengembangkan gaya asertif dalam berkomunikasi agar menciptakan situasi yang menyenangkan bagi semua pihak yang terlibat.

Kunci untuk dapat berkomunikasi secara asertif adalah dimilikinya kepercayaan diri. Hanya orang yang percaya diri yang dapat berbicara dengan berani dan meyakinkan. 

Oleh karenanya untuk dapat memiliki kemampuan berbicara secara asertif, seseorang perlu mengembangkan kepercayaan dirinya. Tentu saja tidak cukup hanya percaya diri, tetapi perlu juga diimbangi dengan sikap saling menghargai. Dengan demikian ia dapat mengekspresikan pikiran maupun perasaannya dengan tetap menjaga perasaan dan harga diri orang lain, serta tetap dihargai oleh orang lain.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun