Ia memejamkan mata, membiarkan ingatan mengambil alih. Dalam gelap, ia melihat kembali masa mudanya, melihat daya lihat yang jernih menangkap senyum pertama suaminya, detail sulaman kebaya pengantinnya, dan kilau embun pagi yang melekat di pucuk daun teh. Itu adalah penglihatan sempurna, sebuah karunia yang ia nikmati tanpa pernah menyadari bahwa suatu hari akan memudar. Ia ingat bagaimana ia sering mengabaikan nasihat dokter tentang pentingnya menjaga mata dari terpaan sinar matahari, dan kini ia membayar kelalaian itu dengan kabut yang terus menebal.
"Nenek, kopi hangatmu," suara cucunya, Risa, memecah lamunan. Risa tampak seperti sketsa buram di hadapannya, tetapi kehangatan suaranya begitu nyata. "Terima kasih, Nak," jawab Nenek Suri. Ia meraih cangkir, indra peraba dan penciumannya menjadi kompas baru. Ia tahu, meskipun ketajaman penglihatannya telah melemah, visus batinnya justru semakin kuat. Ia kini melihat esensi, bukan hanya rupa. Ia melihat cinta Risa bukan dari bentuk wajahnya, melainkan dari getaran langkah kakinya yang penuh perhatian.
Hari-hari Nenek Suri kini adalah negosiasi abadi dengan cahaya dan bayangan. Ia telah menerima bahwa kemampuan melihat fisiknya akan terus merosot, bahwa dunia akan semakin tenggelam dalam kelembutan kabur. Namun, penerimaan itu membawanya pada kedamaian yang tak pernah ia temukan saat matanya masih prima. Ia belajar untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda—melalui sentuhan, aroma, dan cerita. Daya lihat sejati, ia menyadari, bukanlah sekadar kemampuan mata menangkap cahaya, melainkan kesediaan hati untuk memahami makna di balik apa yang tak terlihat. Kehilangan visus adalah kehilangan jendela dunia, tetapi juga pembukaan gerbang menuju pemahaman yang lebih dalam.
Kehilangan ketajaman penglihatan bukan akhir, tetapi awal untuk melihat dengan cara lain. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI