Mohon tunggu...
Berita Terkini Seputar Viral
Berita Terkini Seputar Viral Mohon Tunggu... SEO HDTOTO

Hallo Selamat Datang , semoga anda suka dengan apa yang saya sampaikan , semoga anda juga bisa memenangkan permainan di game terbaru kita ^^

Selanjutnya

Tutup

Bandung

MBG ini Kenapa ? Akhir-Akhir ini saya membaca berita negatif tentang MBG!

3 Oktober 2025   16:22 Diperbarui: 3 Oktober 2025   16:22 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO MBG DI BANDUNG

Bertasekarang.id Jakarta --- Institut Pertanian Bogor (IPB) menyampaikan pendapat yang cukup mengejutkan : bahwa ultra processed food(makanan sangat olahan) yang dijual di MBG (Mal / pusat perbelanjaan di Bogor / atau MBG---nama tempat; konteks tepatnya di artikel Kompas) memiliki kandungan "bergizi cukup". Pernyataan ini memantik reaksi beragam dari berbagai pihak: kalangan akademisi, konsumen, hingga praktisi kesehatan dan pangan.

Berita ini akan menyajikan latar belakang, apa maksud "bergizi cukup" dalam konteks UPF, reaksi berbagai pihak, serta implikasi pernyataan tersebut bagi kebijakan pangan dan konsumsi masyarakat.

Sebelum menelaah lebih dalam, penting memahami definisi ultra processed food (UPF). UPF adalah makanan yang mengalami banyak tahap pemrosesan industri, mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pemanis buatan, pewarna, dan tekstur yang diubah. Contoh: sosis, burger cepat saji, minuman ringan, produk instan dan snack pabrik.

Biasanya, UPF dikaitkan dengan risiko kesehatan seperti obesitas, tekanan darah tinggi, gangguan metabolik, dan penyakit tidak menular lainnya. Namun, konteks bisa lebih kompleks jika melihat kandungan makro/mikronutrien dalam produk-produk UPF tertentu.

Kalau seorang pakar menyebut UPF di MBG "bergizi cukup," kemungkinan besar maksudnya adalah:

Meskipun makanan tersebut tergolong olahan, ia masih mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, dan beberapa mikro (vitamin/mineral) dalam kadar tertentu.

Praktisi kesehatan masyarakat menekankan pentingnya edukasi konsumen agar tidak menjadikan UPF sebagai makanan utama rutin.

Sebagian mahasiswa / warga kota menganggap pernyataan tersebut relevan dalam situasi praktis: ketika tidak ada waktu, UPF bisa menjadi solusi cepat, tetapi harus dilengkapi dengan sayur/buah bila memungkinkan.

Beberapa media lokal dan media sosial ramai memperdebatkan apakah pernyataan itu bisa dijadikan justifikasi bahwa "makanan cepat saji itu sehat" --- yang tentu saja berisiko jika disalahartikan.

MBG yang disebut kemungkinan adalah pusat perbelanjaan di Bogor (atau kota dekatnya), tempat banyak gerai makanan cepat saji dan snack olahan. Di lokasi semacam itu:

Konsumen cenderung mencari makanan praktis dan cepat, sehingga pilihan jatuh pada UPF.

Banyak produk UPF yang dikemas dengan label nilai gizi (energi, protein, lemak) agar terlihat "bergizi".

Namun konsumen kadang kurang melihat kandungan gula, sodium, lemak jenuh, dan bahan tambahan lainnya.
Pergeseran pola mindset konsumen
Masyarakat bisa jadi lebih santai terhadap konsumsi UPF, menganggapnya tidak berbahaya jika dikonsumsi "cukup". Tanpa edukasi tambahan, itu bisa berbahaya.

BACA JUGA :    Akhirnya Fifa Menanggapi Desakan Boikot Israel dari Piala Dunia 2026

Perlu pengawasan kualitas & fortifikasi
Agar UPF bisa lebih "bergizi", produsen mungkin didorong melakukan fortifikasi (menambah vitamin/mineral) atau memperbaiki komposisi lemak/jumlah gula-garam.

Kebijakan pangan inklusif
Pemerintah daerah bisa menggunakan data ini untuk merumuskan standar pangan di pusat kota, memperketat pengawasan makanan olahan di lokasi seperti MBG, mall, kampus.

Edukasi publik yang lebih masif
Masyarakat harus diberikan pemahaman bahwa istilah "cukup" bukan berarti aman dikonsumsi tanpa batas.

BACA JUGA :   Pre-Order ROG Ally X dan ROG Ally Resmi Dibuka di 38 Negara

Tantangan dan Catatan Penting

Ambiguitas makna "cukup"
Kata "cukup" sangat relatif --- cukup untuk dasar, cukup dalam konteks tertentu --- tapi tidak sama dengan "sehat ideal".

Perbedaan jenis UPF
Tidak semua UPF sama; ada yang sangat buruk (minuman bersoda tinggi gula), dan ada yang lebih "ringan" (produk susu olahan rendah gula, snack gandum diperkaya, dsb.).

Data & penelitian lokal
Perlu data konkret kandungan gizi dari UPF di MBG agar bisa dibandingkan dengan standar gizi nasional. Tanpa data, klaim "bergizi cukup" sulit dipertanggungjawabkan.

Risiko jangka panjang
Konsumsi UPF dalam jangka panjang tetap memiliki potensi dampak buruk pada metabolisme, penyakit kardiovaskular, dan kesehatan umum.

Agar tidak salah kaprah, berikut beberapa tips bagi konsumen:

Baca label nutrisi: perhatikan kandungan gula, sodium, lemak jenuh.

Kombinasikan dengan sayur, buah, dan sumber protein segar bila memungkinkan.

Batasi frekuensi konsumsi UPF --- jadikan sebagai pelengkap, bukan makanan utama.

Pilih varian UPF yang lebih sehat (rendah gula, sedikit bahan tambahan, fortifikasi).

Jaga pola minum air putih agar tidak tergantung pada minuman manis olahan.

Pernyataan seorang profesor IPB bahwa UPF di MBG "bergizi cukup" membuka diskusi menarik tentang bagaimana kita memandang makanan olahan. Meskipun pernyataan tersebut mungkin memiliki konteks pragmatis, ia sangat tergantung pada definisi dari "cukup" dan bagaimana masyarakat menginterpretasikannya.

Yang jelas, konsumsi UPF tetap memerlukan kewaspadaan, edukasi, dan regulasi agar asupan gizi masyarakat tetap ideal, bukan hanya cukup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun