Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

JK Seperti Mahasiswa yang Dikuliahi Hatta dari Menara Gading

30 Juni 2014   17:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:09 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_331350" align="aligncenter" width="700" caption="http://palembang.tribunnews.com/foto/bank/images/hatta-rajasa-837.jpg"][/caption]

Hatta Rajasa malam itu tampil seperti hujan sehari ditengah kemarau panjang Prabowo. Dia siram debu-debu yang mengotori penampilan jelek Prabowo selama beberapa debat capres yang lalu. Secara runtut dengan tutur kata ala pejabat kawakan orde baru Hatta bermain kata yang penuh eufemisme dan sesekali terselip retorika.

Kebetulan Hatta memang menguasai setiap termin pembahasan malam itu. Dia melakukannya di menara gading seperti Prabowo. Hanya kali ini penguasaan dan pemilihan kata-kata Hatta lebih terstruktur layaknya seorang teoritikus dunia akademis.

Bawaan gaya Hatta mirip dari besannya SBY, pandai bicara, penuh perhitungan dan terlihat hati-hati. Keduanya mewarisi ilmu para pejabat yang mumpuni jaman orde baru. Memang seperti itulah kebutuhan gaya pemimpin kala itu, walau otoriter namun pandai bertutur kata dengan cocoran teori dan sajak sastra indah yang kiranya mampu membuat rakyat menjadi terhibur, lupa memberontak, seakan-akan menjadi pintar dan seolah-olah perut kenyang.

Tentu saja masyarakat luas banyak memberi apresiasi pada Hatta Rajasa. Itu sebuah konsekuensi logis sebuah penampilan di tengah masyarakat yang tidak cerdas. Orang pintar omong akan lebih mudah diterima dan dianggap pandai segalanya, termasuk pandai bekerja di lapangan. Sudah sejak dahulu banyak generasi pemimpin kita seperti itu. Bahkan presiden Soeharto melakukannya selama 32 tahun sehingga masyarakat kita jadi seperti sekarang ini.

[caption id="attachment_331351" align="aligncenter" width="663" caption="http://media.viva.co.id/thumbs2/2014/06/29/258245"]

1404074216820524125
1404074216820524125
[/caption]

Dari beberapa presiden terdahuluyang relatif bergaya sedikit berbeda adalah Habibie. Dia tidak terlalu pandai bicara bagus. Apalagi bahasa tubuhnya, lebih sering mirip pelawak. Dan kebetulan, Habibie punya selera humor yang tinggi mirip Gus Dur. Sedangkan Hatta Rajasa tentu lebih pinter bicara  daripada Habibie, makanya banyak posisi menteri pernah dia tongkrongi, sebuah prestasi kemajuan di tempat yang bikin gemes. Berbeda dengan Habibie yang cuma menteri  iptek sejak jaman kuda gigit besi.

Persatuan Prabowo-Hatta memang sangat cocok dan padu, seperti dua striker bergaya sama. Mereka berdua pandai bicara dan berpidato. Prabowo spesialis Retorika, sedangkan Hatta pada eufimisme-nya yang tak tertandingi.

Debat cawapres kemarin malam menjadi bukti ketangguhan Hatta, sedangkan Pak JK dibuatnya seperti mahasiswa yang perlu dia dikuliahi. Salut untuk Hatta Rajasa, dia calon bapak bangsa negeri kita ini. Ditengah tantangan hidup rakyat yang riil kelak, orang seperti Hatta memang masih diperlukan untuk memberi banyak kuliah dari atas menara gading sebagai asupan gizi tambahan. Sedangkan untuk bekerja nyata pada tataran praktis di tengah rakyat cukuplah Jokowi dan JK saja yang melakukannya karena mereka berdua kebetulan takut ketinggian. Kalau bukan Jokowi, siapa lagi? Kalau Jokowi bukan sekarang, kapan lagi ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun