Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Klaim Pancasilais dan Kecemburuan PDIP pada Kepopuleran Ganjar Pranowo

1 Juni 2021   13:24 Diperbarui: 1 Juni 2021   14:19 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo dan Puan Maharani, puteri Megawati. Konon Puanlah yang diusung jadi Calon Presiden, bukan Ganjar. Sumber gambar tribunnews.com

"Tahu enggak, bala tentara saya ya kalian. Kaliannya melempem, melempemlah saya. Jangan lupa, lho. Kalau kalian enggak mau bergerak, mau bagaimana besar partai kita. Jangan lupa, lho" (Megawati, 31 Mei 2021 | kompas.com)

Ketua Umum PDIP, Megawati kembali mengingatkan kadernya, bahwa mereka adalah petugas partai, artinya diberi tugas oleh partai. Dalam pidatonya ada ancaman, kalau tidak mau menjalankan tugas partai, lebih baik keluar.

Pidato Megawati itu dilakukan saat memberikan arahan dalam peresmian sejumlah kantor DPD  dan DPC PDI-P , Minggu (30/5/2021), dan kebetulan mejelang peringatan Hari Pancasila tanggal 1 Juni, yang kini dijadikan hari besar nasional.

Partai PDIP mengklaim dirinya sebagai partai yang selalu menjaga dan menjalankan isi Pancasila. Bukan secara kebetulan bila Megawati--pendiri PDIP dan anak Bung Karno tokoh pencetus kelahiran Pancasila--menjadikan Pancasila sebagai dasar gerak partai, karena ini soal pilihan kolektifitas PDIP pada kontribusinya dalam bernegara.

Ganjar Pranowo dan Puan Maharani, puteri Megawati. Konon Puanlah yang diusung jadi Calon Presiden, bukan Ganjar. Sumber gambar tribunnews.com
Ganjar Pranowo dan Puan Maharani, puteri Megawati. Konon Puanlah yang diusung jadi Calon Presiden, bukan Ganjar. Sumber gambar tribunnews.com
Secara kebetulan atau tidak, pidato Megawati itu dekat dengan polemik kepopuleran Ganjar Pranowo, kader andal PDIP yang digadang-gadang publik sebagai calon presiden RI periode 2024-20e9 yang akan datang.

Polemik muncul ketika kepopuleran Ganjar mengalahkan "aturan" partai, bahwa kader PDIP sebagai petugas partai tidak boleh berjalan sendiri, melainkan harus sesuai penugasan partai.

Sementara Ganjar dianggap kalangan internal partai telah berjalan sendiri diluar aturan partai untuk meraih kursi Presiden yang akan datang.

Paradoksal pun terjadi di dalam tubuh PDIP atas kepopuleran Ganjar Pranowo. Di satu sisi, Ganjar selaku gubernur Jawa Tengah tak pernah menyatakan diri sebagai calon presiden. Ganjar bekerja sesuai kapasitasnya dan misi PDIP sebagai partai "Wong Cilik". Cara kerja Ganjar Pranowo yang dekat dengan wong cilik inilah yang melambungkan namanya di ruang publik, sehingga digadang-gadang layak jadi presiden RI masa depan. 

Cara kerja dekat " Wong Cilik" ala Ganjar Pranowo, dan kemajuan zaman teknologi informasi yang masif menciptakan kepopuleran Ganjar. 

Di sisi lain kalangan internal PDIP beranggapan, hal yang dilakukan Ganjar "menyalahi aturan partai" karena "berambisi jadi presiden", sebuah " tindakan haram" bagi kader bila belum direstui Megawati pemegang otoritas pencalonan pemimpin.

Partai PDIP bagai kebakaran  jenggot atas kekinian Ganjar Pranowo. Sehingga mereka merangsek cara kerja Ganjar yang sebenarnya justru sudah sesuai misi dan visi partai untuk dekat dengan "wong cilik". Sosok Ganjar selaku kader  dihajar layaknya penghianat.

PDIP lupa, atau pura-pura tidak melihat bahwa musuh mereka sebenarnya bukan Ganjar Pranowo sebagai kader partai, melainkan Kepopuleran cara kerja Ganjar. PDIP ketakutan pada keberhasilan dan popularitas misi dan visi nya sendiri !

Partai PDIP seolah menutup mata bahwa tak banyak kadernya yang mampu mengemban misi dan visi itu secara real di kehidupan masyarakat, terutama di era teknologi 4.0 itu. Sementara Ganjar Pranowo adalah salah satu kader PDIP yang fasih menjalankan hal itu sesuai zamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun