Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jadi Pesohor dan Orang Biasa di Panggung Sandiwara

22 Juli 2017   20:49 Diperbarui: 26 Juli 2017   09:12 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixography: Salvador Dali ~ “The Three Sphinxes of Bikini”, 1947

Konteks "ketidakjujuran" itu layaknya sebuah  "sandiwara "agar kita tetap hidup dan diterima lingkungan." Ketika Ketidakjujuran harus dilakukan, maka kita pun sebenarnya menyatakan diri sebagai pejuang kehidupan. Mengapa? Karena kita harus terus menerus menjadi seseorang yang adaptif, kemampuan menyesuaikan antara keinginan diri (kejujuran) dengan tututan sosial tadi. Hal ini tidak gampang. Banyak orang akhirnya "kalah" dan kemudian membunuh daya adaptifnya itu dengan cara "berlaku jujur" namun sebenarnya merusak kehidupan tatanan lingkungan atau kelompok sosial. 

Ada satu cara lain yang dilakukan orang kalah, yang "tidak secara langsung" merusak lingkungan sosial pada umumnya. Cara tersebut adalah melakukan bunuh diri, baik dengan gantung diri, minum racun, dan lain sebagainya. Namun cara ini merusak harapan orang-orang terdekat yang dikasihi dan mengasihinya. 

Menjadi seorang pesohor yang dipuja dan dielu-elukan banyak orang atau hanya jadi orang biasa saja punya pijakan posisi yang sama di panggung sandiwara kehidupan. Yang dibutuhkan di sana adalah kemampuan memainkan peran masing-masing, sekaligus hati lapang dalam bermain agar jadi nikmat, apapun kondisinya. 

Panggung sandiwara memang kejam, namun di sisi lain hal itu menjadikan seseorang (kita) menjadi pejuang tangguh bagi kehidupan, bukan orang kalah atas nama kejujuran.

Menjadi Kompasianermerupakan salah satu panggung sandiwara saya di lingkungan sosial maya dan nyata. Saya menikmati panggung ini dengan penuh sukacita dan ketabahan karena saya ingin terus jadi pejuang tangguh-walau sesekali suka tersipu malu. Heu heu heu..!

Selamat menikmati weekend.

---

Peb22/07/2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun