Mohon tunggu...
Paulus Laratmase
Paulus Laratmase Mohon Tunggu... Pimpinan Yayasan Santa Lusia Biak Papua

Membaca, menulis dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Nenengisme dan Resistensi Tubuh Perempuan: Membaca Budaya Omon-Omon dalam Perspektif Michel Foucoult"

28 Juli 2025   11:45 Diperbarui: 28 Juli 2025   11:44 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Omon-omon mereka bagaikan cipratan air ludah yang meludahi muka perempuan dan anak yang tergusur dari tanahnya karena proyek strategis dengan jargon pembangunan.

Melayani orang miskin tidak harus membuat kita hidup dalam kemiskinan tapi memberikan contoh bagaimana kesetiakawanan sosial terbentuk dengan rasa empati.

Menenteng tas ratusan juta dengan pakaian jutaan kemudian berpidato tentang kemiskinan dan pemberdayaan perempuan merupakan tindakan yang tidak etis. Bahkan hanya omon-omon saja.

Kesederhanaan gerakan Nenengisme dengan menyamakan antara ucapan, tindakan dan pemikiran adalah bentuk integritas dan konsistensi.

Ketika kita menoleh ke belakang dari perjalanan berbangsa dan bernegara maka Kartini yang sesungguhnya adalah seorang perempuan yang sederhana yang bertahan, bertarung dan berjuang baik bagi dirinya dan komunitasnya.

Perempuan hebat adalah mereka yang bertarung, bertahan dan berjuang bukan sekedar tampil memberikan pidato dan kesannya menceramahi yang sementara hartanya di dapatkan dari hasil perampokan suaminya terhadap pajak rakyat.

Omon-omon dengan menceramahi dan berpidato tentang kemiskinan di gedung ber- ac atau di hotel bintang 5 dengan menggunakan pajak rakyat adalah bentuk perendahan terhadap kelompok miskin dan mengambil jatah bansos mereka.

Menjadi manusia yang konsistensi antara ucapan, pemikiran dan tindakan memang sulit di tengah deru mesin industri kapitalisme , tapi semua kita harus mau menulainya sebagai bentuk nasionalisme

Hari ini, para elite tidak di tuntut untuk melayani si miskin di gubuk dengan menjadikan hidup seperti mereka. Walaupun H. Agus Salim mencontohkan dengan perilaku hidup sederhana bahkan mengontrak di gang sempit yang jalanan becek dan tinggal di rumah atap bocor, Muhammad Natsir yang terkenal sebagai menteri berbaju tambalan ataupun Bung Hatta yang sampai meninggal tidak pernah bisa membeli sepatu Bally yang di inginkannya. Tapi minimal tidak koruptor, tamak dan mengambil secukupnya.

Nenengisme adalah gerakan kesadaran perempuan progresif yang berjuang untuk kesetaraan gender dan memberikan contoh nyata bukan sekedar pidato seremonial.

Bagaimana dengan kita dan anda ???".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun