Mohon tunggu...
PAULUS BUDI WINARTO
PAULUS BUDI WINARTO Mohon Tunggu... Guru SMP Pendowo Ngablak Magelang

Hobi membaca, menulis, jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajarkan Seni Batuk Yang Benar Dan Beretika Kepada Peserta Didik Di Sekolah, Perlukah?

29 Juni 2025   14:00 Diperbarui: 29 Juni 2025   08:57 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan outing class di SMP Pendowo Ngablak Magelang (sumber: foto koleksi pribadi Paulus Budi Winarto)

Saat proses pembelajaran di sebuah sekolah baru saja berlangsung, terdengar suara batuk dari seorang peserta didik. Sebenarnya suara batuk dari peserta didik tersebut sudah terdengar saat masuk ke dalam ruang kelas. Batuknya keras, ngikil, nadanya tinggi, melengking,bertubi-tubi dan diulangi secara sadar. Dapat diterka, ia sedang berusaha keras untuk mengeluarkan dahak yang masih berada dalam sekali di bronkus (pipa paru-paru)

Di sekitar kita banyak orang batuk dengan cara yang tidak efisien dan membahayakan ini. Batuk merupakan mekanisme alamiah dari tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari bronkus. Selain itu batuk juga ditimbulkan oleh rangsangan di tenggorokan, pita suara atau daerah pernapasan lain. Rangsangan ini dapat berupa radang, benda asing, atau dahak di bronkus. Oleh sebab itu, batuk pun perlu diatur supaya tidak mengganggu orang-orang di sekitarnya dan sesuai dengan etika yang ada di dalam masyarakat itulah yang disebut dengan seni batuk. Dengan kata lain, seni batuk adalah batuk yang sesuai dengan etika, sopan-santun,  dan ada akhlaknya.

Juga perlu disadari bahwa batuk ialah aktivitas menghembuskan udara di paru-paru, dalam hitungan detik, sebanyak 3-4 liter melalui lubang sekecil ujung pensil, yang terbentuk oleh pita suara yang sangat sensitif. Batuk dengan cara di atas akan menimbulkan reaksi rangsang batuk yang terus-menerus. Tekanan di paru-paru meninggi sekali, sehingga dapat menimbulkan cedera pada struktur paru-paru yang halus itu, tenggorokan, dan pita suara. Pita suara bengkak, suaranya menjadi serak, gatal, dan dapat terjadi pendarahan di jalan pernapasan. Batuknya pun akan semakin parah. Muka menjadi merah, tekanan darah akan naik dan menimbulkan bahaya pembuluh darah pecah. Ironisnya, walaupun semua ini demi mengeluarkan dahak, hasil pengeluaran dahaknya tidak seberapa.

Dahak di bronkis sebenarnya akan dikeluarkan secara alamiah, karena bronkis memiliki mekanisme unik. Ia dilapisi sel-sel berbulu yang secara kontinyu menyapu dahak kea rah atas, sehingga dahak akan dirasakan naik ke atas menuju tenggorokan. Secara reflex kita batuk dengan efisien, sehingga dahak berhasil dikeluarkan.

Batuk dapat disebabkan rangsangan di jalan pernapasan atas (tenggorokkan), batuk sesak asma (pipa paru-paru menyempit), atau daya pompa jantung lemah, sehingga cairan di dalam pembuluh darah keluar mengalir ke dalam paru-paru. Masing-masing jenis tentu memerlukan obat berbeda. Bila cocok seharusnya dalam 1 -3 hari sudah ada perbaikan pada pasien; tidak perlu menunggu sampai obat resep habis.

Bila rangsangan batuk menggelitik sekali maka batuk harus dikendalikan. Harus ditahan, karena batuk yang tidak produktif akan merangsang batuk lagi. Sebagian orang berpendapat bahwa rangsangan batuk tidak boleh ditahan. Ini salah kaprah, karena batuk keras akan merangsang batuk lain yang merupakan lingkaran setan. Untuk menahannya, kita bisa mengulum permen, meskipun terkadang permen bisa juga merangsang batuk.

Minumlah 1 -- 2 teguk air pada setiap rangsang batuk yang ngikil. Bawalah botol air ke mana pun pergi. Batuk juga akan lebih parah bila kita terembus kipas angina atau AC, banyak bergerak seperti bekerja dan berolahraga. Maka bila mungkin, sebaiknya pergerakan tubuh dikurangi.

Pada umumnya, obat penekan batuk hanya diberikan kepada peserta didik yang menderita batuk kering; tidak kepada peserta didik yang menderita asma. Minum obat yang berisi obet penekan batuk (kodein, daweri dan antihistamin) yang terlalu besar dosisnya atau diberikan terlalu sering dan lama, justru akan memperparah batuk karena asma.

Antibiotik juga tidak akan mempercepat penyembuhan batuk yang dialami oleh peserta didik di sekolah. Sebaliknya justru harus dihindarkan karena akan merugikan diri sendiri. Panas, batuk, pilek akut pada peserta didik, lebih dari 90%disebabkan oleh virus dan ini tidak mempan antibiotik.

Batuk asama yang dialami oleh peserta didik memerlukan obat asma yang jenisnya cukup banyak. Obat seperti kortikisteroid sebaiknya dihindari bila tanpa itu pun sudah diperoleh perbaikan atau penyembuhan. Yang lebih penting identifikasi dan hindari penyebab sesak asmanya, seperti asap rokok, debu asap kendaraan bermotor, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun