Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembiaran Kebodohan dan Memberikan Pencerahan, Belajar dari Buya Syafii

19 Januari 2023   19:06 Diperbarui: 19 Januari 2023   19:10 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Singa: Grid.id

Pembiaran Kebodohan dan Memberikan Pencerahan Belajar dari Buya Syafei

Sering kisah inspiratif menuliskan cerita ini, singa sebagai raja hutan menghakimi macan dan keledai yang bertikai soal warna rumput. Keledai bersikukuh  warna rumput itu biru. Padahal macan juga sama bersikerasnya mengatakan jika rumput itu hijau

Berdebat tanpa ujung pangkal, mereka memutuskan untuk ke raja hutan, singa sebagai penengah. Di dekat singa, si keledai sudah meneriakkan kalua rumput itu biru. Si raja terusik dengan teriakan itu dan mengiyakan saja.

Singa menghukum macan untuk diam selama lima tahun. Hening, merenung, dan tidak perlu bersuara. Macan dengan kebingunan menerima hukuman itu. Sebelum pergi ia menyempatkan diri bertanya pada si raja mengapa dihukum? Jelas-jelas rumput itu hijau.

Singa selaku raja mengatakan, aku menghukum kebodohanmu yang eyel-eyelan dengan keledai yang memang terkenal bodoh dan keras kepala. Hukuman itu bukan soal rumput itu hijau atau biru.

Kisah yang sedikit berbeda versi mengisahkan mengenai dua murid pintar dan bodoh dengan guru yang menjadi penengah. Kedua murid bersitegang karena soal perhitungan. Si bodoh mengatakan jika 11 x 11 itu 111. Murid yang benar mengatakan jika hasilnya 121.  Tidak ada yang mau mengalah di antara keduanya.

Mereka menghadap si guru. Mendengar perselisihan mereka, sang guru menghukum murid yang pintar . Hukuman itu untuk mengajarkan kebijaksanaan.

Pesan moralnya sama, buat apa berteriak-teriak, bertikai, dan   berselisih paham dengan orang yang bodoh, merasa diri benar, dan ebih dari yang lain. Menghabiskan energi, tenaga, dan juga waktu. Tidak akan ada titik temu.

Berangkat dari kisah tersebuh, menyaksikan fenomena perpolitikan negeri ini, dan media social. Almarhum Buya Syafii mengatakan, media social hari ini, konteks 2019, masih juga relevam sekarang, dikuasai orang tidak waras dan sumbu pendek.

Beiau mengatakan, orang waras harus bersuara, jangan diam. Kuasai media social demi meredam orang tidak waras dan sumbu pendek menebarkan hoax.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun