Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pertaruhan Messi

18 Desember 2022   21:01 Diperbarui: 18 Desember 2022   21:02 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
messi-Mbape: Kompas.com

Malam ini ada hal yang sangat menarik. Pertandingan  sepak bola paling akbar seduia. Piala dunia yang akan mempertandingkan final ideal antara Perancis juara bertahan dengan Mbape sebagai bintang mudanya.

Pada sisi lain ada Argentina dengan Messi yang sangat kaya akan gelar individu, dan kurang piala dunia ini saja. Messi ini pembeda dan nasib buruk menghantuinya dalam meraih gelar bersama negara. Tiga kali final dan semuanya kalah. Untung di penghujung karirnya ia bisa membawa juara Amerika Latin, dengan cibiran bagi yang tidak suka.

Apa yang adil bagi Messi sebenarnya diperbandingkan dengan Ronaldo Portugal, bukan Pele atau Maradona. Mereka berdua, Pele dan Maradona  tidak mendominasi Ballon d'or yang memang panggung mereka berdua. Tidak ada yang bisa menyamai capaian mereka berdua sejauh ini.

Memang ada nama Neymar yang sudah mulai menua bisa mengambil alih estafet dari Messi CR7. Ada pula Mbape yang masih sangat  mungkin karena usia dan klubnya sangat menjanjikan. Potensi besar untuk bisa bicara banyak.

Nyaris juara itu sangat menyakitkan, dari pada kalah diawal-awal. Messi paham betul sehingga ia frustasi dan mengatakan mau gantung sepatu. Namun beberapa hal ini laiknya ditunggu hingga peluit berbunyi, siapa yang akan merayakan kegembiraan dan menang.

Juara yang kalah dipertandingan perdana itu jauh lebih sering dari pada yang juara bertahan dan bisa menggapai kembali kemenangan di partai puncak. Othak-athik gathuk berat kepada Messi dan Argentina, karena ia kalah dan Perancis adalah juara bertahan.

Pada tahun 98 ketika Perancis juara pertama kali, di final menghadapi favorit juara Brasil dengan Ronaldo  ada pada posisi puncak kejayaan. Konon si pemain bintang sakit parah, dan di partai puncak itu tidak bermain pada puncak permainan. Kalah.

Kini, palang pintu Perancis   sakit dua lagi. Kejadian yang identik dengan tahun 98, dengan posisi yang mirip-mirip. Lebih komplit Perancis identik dengan 98 ketika Brasil dengan Ronaldonya.

Messi tentu saja penasaran dengan piala dunia ini. Final kalah lagi. Padahal capaian personal sangat mentereng. Noda yang tidak akan bisa terhapuskan sampai kapanpun.  Usia tidak bisa diajak kompromi.

Kemenangan akan menjadi kado manis di ujung karirnya bersama negara. Pribadi dan klub mungkin masih bisa. Namun untuk piala dunia sangat kecil kemungkinan masih bisa bermain di kelas yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun