Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Membangkang pada PDI-P?

12 Juni 2021   20:25 Diperbarui: 12 Juni 2021   20:34 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi itu pemain watak, sering menggunakan simbol dan perlambang dalam menyatakan sikapnya. Biasa sebagai orang Jawa yang tidak main kasar, pilihan bagus sebagai pemain politik. Hal yang sangat baik karena tidak akan banyak menimbulkan gejolak dari pada dengan kata-kata dan bahasa lugas.

Permainan masih sangat cair, kalau kompetisi, masih jauh dari  babak-babak awal, belum mulai, baru saling latih tanding. Apapun masih bisa terjadi, jadi dengan bahasa simbol semua aman, dan masih bisa ke mana-mana.

Bisa berabe dukungan secara vulgar, terus terang, dan apa adanya.  Begitu beragam ancaman dan potensi masalah bisa terjadi.

KPK dengan permainan politiknya siapa yang tahu dan bisa paham dengan gampang coba. Tiba-tiba ada panggilan atau malah OTT bisa buyar semuanya. Bayangkan saja jika itu adalah dukungan istana misalnya. Lha yang tidak ada sangkut pautnya saja dipaksakan.

Atau dicari-carikan masalah, pembicaraan, atau pernyataannya. Tahu sendiri, bagaimana perpolitikan bangsa ini selama ini. Dikit-dikit viral dan tuntut ini dan itu. Ribet pokoknya. Apalagi jika Jokowi mengatakan dukungan secara publik, bisa-bisa salawi lagi.

Apa yang bisa menjadi pelajaran?

Permainan politik itu adu strategi, permainan seni, dan diplomasi yang tidak sekali jalan atau sekali jadi. Proses panjang yang kadang strategi yang ditampilkan itu hanya kamuflase. Inilah asyiknya.

Presiden merespon tayangan media sosial. Ini adalah memang jalan pintas untuk sampai pada pimpinan yang berwenang langsung. Susah lapor ke mana coba, jika keadaan itu demikian. jalan pintas ini langsung direspon, dan ternyata hari berikutnya polisi menyisir dan benar mengamankan banyak pelaku.

Sangat banyak keadaan di lapangan itu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jika semua lembaga, departemen, institusi itu menyediakan waktu dan pegawai untuk melihat media sosial, bukan semata jualan capaian, sangat mungkin perubahan menjadi lebih cepat dan tepat.

Suka atau tidak, media sosial menjadi jembatan emas untuk banyak hal. Siapa yang menguasai media sosial, bisa menjadi lebih dikenal. Jangan salahkan Ganjar Pranowo yang piawai di media sosial, toh kinerjanya juga terbantu dengan itu.

Kampanye murah, meriah, dan sangat terjangkau.  Pola yang sangat lama dilakukan PKS dan ormas terlarang HTI dengan menggunakan keberadaan media sosial. Itu sangat efektif.  Cara dan model tidak ada yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun