Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kesalahan Mendasar Moeldoko

31 Maret 2021   18:47 Diperbarui: 31 Maret 2021   18:50 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kek ABG yang mau naksir lawan jenis. Sangat mungkin polesan dan menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi. Kondisi yang sama sekali tidak ideal untuk mendapatkan hasil yang relatif baik.

Ketergesa-gesaan. Jelas ini memperlihatkan sikap emosional di atas. KLB sangat cepat di mana isu pertama bergulir tiba-tiba sudah terlaksana. Bagaimana membangun komunikasi dengan daerah dan mobilisasi organisasi bisa sesingkat itu?

Pergerakan mereka ini sederhana sebenarnya, jadi kubu AHY tidak perlu repot-repot safari politik, malah memperlemah kondisi sendiri. Energi terkuras yang tidak penting. Biarkan saja kubu rival melakukan blunder,  karena memang kondisinya emosional.

Lihat saja dalam pertandingan apapun, apalagi bela diri. Jika lawan sudah tampak terpancing emosi, tunggu saja dalam waktu yang tidak lama akan tumbang. Mengapa? Karena tidak fokus, energi terkuras, danjadi  tidak konsentrasi pada apa yang harus dilakukan.

Penolakan pihak Kemenkumham sangat mendasar. Mengenai kepengurusan daerah tingkat I dan II. Mosok para pelaku KLB ini syarat administratif saja tidak paham dan tidaka tahu. Ini kan ngaco. Prosedur dasar saja tidak terpenuhi.

Mengenai persoalan angaran dasar dan anggaran rumah tangga memang bukan ranah Kemenkumham. Wajar jika ini ditolak oleh pihak kementrian.

Tinggal kumpulin saja energi lawan untuk menghentikan. Tidak perlu susah-susah untuk menyerang bak babi buta, yang malah menghancurkan kubu sendiri. Sia-sia namanya. Jauh lebih banyak perlu energi untuk pilpres, atau pemilihan legeslatif.

Menangkanlah peperangan, bukan hanya pertempuran. Memenangkan pertempuran itu hanya sebagian mungkin sangat kecil dari keseluruhan peperangan. Kalah untuk menang, bukan memaksakan kemenangan yang semu. Malah gol akhirnya lemah kan sayang apa yang sudah dirintis cukup panjang.

Konsolidasi itu penting. Mau rekonsiliasi atau tidak itu sangat menentukan arah ke depan. Jika memang mampu mengadakan islah dengan elit yang sempat berseteru, jelas memberikanpoin besar untuk kemajuan Demokrat. Ini asli dan hakikat dari demokrat, bukan sekadar nama.

Namun, berat dan berbahaya. Mengapa? Model pendekatan untuk kudeta akan terulang. Pengulangan kisruh yang akan terus terjadi. ketidaksukaan diselesaikan dengan mengadakan "kudeta."

Suka atau tidak, Demokrat itu makin kecil. Nah, potensi untuk menjadi lebih besar itu ya bersatu. Bagaimana memilah dan memilih personal yang benar-benar baik bagi partai memegang peran penting. Ini salah satu pertempuran untuk memenangkan peperangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun