Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa yang Dimaksud Gibran Ikut Proyek Pertamina atau PLN?

21 Desember 2020   14:30 Diperbarui: 21 Desember 2020   15:36 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sangat mungkin pelaku yang mendengung-dengungkan kesalahan Jokowi itu adalah orang yang selama ini berpesta pora dan kini tidak bisa. Biasanya menggunakan anggaran negara untuk kepentingan sendiri dan kelompok, kini mereka benar-benar puasa dan megap-megap. Jangan dikira mereka semua oposan, ada juga di lingkaran pemerintahan.

Rekam jejak jelas memberikan bukti, meskipun masih samar, masih berupa potensi, belum sepenuhnya aktus, toh dibandingkan semua presiden,pembangunan paling masif ada pada pemerintahan siapa. Tentu bukan menafikan pembangunan berkelanjutan juga, namun bagaimana pilihan pada masyarakat umum dari pada elit paling terasa.

Wajar pula elit ada yang iri dengan keberhasilan Gibran menjadi walikota. Toh banyak elit yang maunya demikian tidak bisa. Lihat berapa banyak keluarga elit yang ikut-ikutan peruntungan yang sama toh tidak bisa. Termasuk AHY putra SBY. Wajar kan meradang, pengin, iri, dan jengkel tidak terlampiaskan.

Layak dibuktikan laporan Tempo ini, dan siap seperti Gibran dong kalau salah ditangkap. Jika tidak terbukti Gibran korupsi, ya tangkap para penanggung jawab Tempo, bukan bredel medianya. Sepadan bukan?

Pembiaran, pilihan Jokowi memang baik, namun di tengah ketidakdewasaan malah menyuburkan media-media ngaco seperti itu. Perlu juga pembuktian Tempo mendapatkan sumber tulisan dari mana, cukup menarik, karena mereka sering lebih dulu dari KPK sendiri dalam menyuarakan keadaan. Ada apa?

Waktunya buka-bukaan, tetapi jangan kemudian mengerahkan massa ketika mau menyasar juga mereka. Sukanya kog menuding, tetapi enggan mau bertanggung jawab ketika kena sasaran. Jika semua mau demikian, negara ini akan menjadi baik. Babak belur memang, tetapi semua jelas mana yang maling, mana yang malaikat, dan mana yang maling berjubah malaikat. Rakyat sudah paham juga, dan perlu tindak tegas dan keehendak kuat untuk bebenah.

FPI menemukan titik terang untuk bisa selesai, saatnya juga bebersih korupsi siapapun pelakunya, tidak pandang bulu. Masalahnya apa mau?

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun