Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

UU Cipta Kerja, KAMI, dan ke Mana Prabowo?

5 Oktober 2020   22:41 Diperbarui: 5 Oktober 2020   22:49 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hal yang layak dicermati;

KAMI dan isu yang dipakai itu identik dengan isu dan narasi prapilpres, pascapilpres mau penetapan dan usai penetapan pemenang. Isu-isu basi, dengan kekuatan massa yang lagi-lagi itu lagi itu lagi. Ditengarai kekuatan masa lalu, koruptor, dan pebisnis rente dan kolutif. Mereka menggerakan massa dengan afiliasi tertentu. Jelas ke mana dan mengapa.

Makin masifnya aksi pemerintah untuk menarik uang hasil kejahatan yang ada di luar negeri, pembatasan gerak dari keturunan massa lalu, serta makin gencarnya perbaikan di mana-mana, membuat keadaan makin terjepit, bagi yang biasa berpesta pora.

Bulan berganti, aksi dan isu PKI tidak relevan lagi, kini mendompleng aksi buruh.  Jangan lupa, siapa di balik buruh ini. Mereka adalah pengusaha-pengusaha yang mulai merasa pemerintah tidak lagi ramah pada perilaku mereka. Aksi ugal-ugalan dalam mencari keuntungan semata. Kekuasaan uang mereka bisa melobi elit dan kini menggunakan buruh untuk mencoba kekacauan.

Aneh dan lucu, ketika mengaku mau menyelamatkan Indonesia, namun malah perilakunya bertolak belakang dengan  yang seharusnya. Namanya menyelamatkan ya, seharusnya membantu negara dalam apapun keadaannya. Sama juga naik kapal dan sedang ada ombak gede, bukannya persiapa sekoci, ikut menguras air yang masuk, namun ini malah mematahkan tiang, membuat lobang lebih gede dengan alasan yang dibuat-buat.

Omnibus Law Cipta Kerja seolah menjadi bahan matang untuk membuat keadaan kacau. Lha tidak kacau bagaimana, ketika keadaan krisis, dibarengi kekacauan yang mereka ciptakan dengan membuat ulah, mengubah redaksi peratura sehingga  uruh resah.

Pelakunya orang yang sama, penganut agama kelompok ekslusif yang selalu lebih politis dari pada aksi agama. Mereka ini merasa sudah di atas angin dan akan mendapatkan kemenangan tidak lama lagi, eh malah terpancung oleh pemerintahan kali ini. Apapun  aksinya Jokowi ganti, itu narasinya. Apapun kondisinya, khilafah solusi.

Terlalu banyaknya makelar dalam bernegara menjadikan semua adalah dagangan. Elit hanya mencari uang, untung, dan rente, sehingga semua adalah uang dan keuntungan. Jangan bicara soal pengabdian, serta pelayanan.

Ke mana Prabowo?

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun