Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Soal Tuntutan Jaksa, Novel Molitik?

14 Juni 2020   10:09 Diperbarui: 14 Juni 2020   10:13 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kedelapan, belajar dari kisah yang identik, ketika Tama S Langkun dibacok, Presiden SBY mengatakan seminggu pelaku sudah diungkap. Lha sampai sekarang, tahunan, tidak ada kejelasan. Kog tidak ada pernyataan SBY reformasi polisi, atau kejaksaan, atau lainnya.

Lumayan kan ini sudah ditangkap, sudah diadili, meskipun banyak kecurigaan, termasuk tuntutan. Mengapa Jokowi juga masih dibawa-bawa, ketika SBY dengan kondisi yang lebih buruk tidak ada yang menggugat?

Kesembilan, benar Jokowi tidak sempurna dan banyak kekurangan, toh tidak adil juga, jika semua-mua salah dan peran Jokowi dan kemudian menarasikan dirinya korban. Kog pas dibeayain tidak mengucapkan terima kasih dengan cara publik? Ada apa?

Kesepuluh. Boleh dong jika mengatakan Jokowi perlu maju untuk membenahi kejaksaan, permintaan yang sama untuk juga membenahi KPK. Seolah kerja orang lain salah terus, dan kerja sendiri benar terus, paling tidak, mengapa sekian lama tidak beralih peran dan tugas?

Ayo Pak Jokowi selesaikan semua kekacauan negeri ini, kan periode kedua tidak lagi ada beban. Saatnya bebersih dan selesaikan masalah demi masalah yang ada. Jika KPK salah ya benahi biar lebih baik. Kejaksaan sudah memberikan perubahan yang cukup baik ketika mengurus kasus Jiwasraya. Waktunya membenahi KPK dan penegak hukum lainnya.

Siap tidak menjadi salah satu bagian yang dibenahi, jangan nanti mengatakan pemerintah otoriter, intervensi saat dilakukan pembenahan. Kadang perbaikan itu menyakitkan, dan obat memang pahit, tidak ada obat yang enak.

Ingat beberapa bulan yang lalu seperti apa reaksi KPK dengan jajarannya ketika mau ada perubahan. Eh kini menyorot pihak lain, ketika kepentingannya terusik. Bagus sih gagasannya. Bisa jadi sebuah bola salju untuk bebersih semua lembaga dan organisasi, sehingga tidak ada lagi yang merasa lebih datu sama lain.

Bangsa ini terlalu besar hanya untuk mengakomodasi satu pribadi, kelompok, atau organisasi. Kekacauan demi kekacauan tercipta karena pemaksaan kehendak satu dua pihak untuk merasa diri lebih dari yang lain.

Keadaan yang bagus untuk pembenahan di semua lini kehidupan berbangsa. Asal berani jujur mengakui kekurangan. Reflektif, berani mengevaluasi ke dalam, ketika keluar sudah lantang dinyatakan. Jangan malah kemudian hanya menyatakan dan menuding pihak lain buruk dan dirinya atau organisasinya pasti benar dan baik.

Kebanggaan atas pribadi dan korp itu baik, tetapi bahwa ada anggota lembaga yang salah itu pasti dan di sanalah kesalahan selama ini. Merasa organisasi atau lembaganya yang disasar, padahal adalah orang yang salah.

Melindungi diri dengan menggunakan organisasi dan kelompok itu soal yang perlu disadari dan selama ini kekacauan salah satunya model ini. Orang tidak ada yang sempurna bisa salah, korp tidak salah, namun dikelola orang ya bisa saja salah. Ini yang perlu disadari, dan kecenderungan memang melindungi diri di balik jubah megah korp, lembaga, atau organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun