Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saat SBY Turun Gunung dan Target Elit "Tergusur"

27 Januari 2020   18:55 Diperbarui: 27 Januari 2020   19:06 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat SBY Turun Gunung dan Target Elit yang Tergusur

Cukup menarik apa yang disampaikan SBY soal Jiwasyara. Presinde keenam, dan ia-lah yang paling anti penyebutan mantan, agar ada kesinambungan, dan benar juga. Sangat elok jika sebagai presiden memberikan pernyataan itu bukan via media sosial. Tinggal angkat telpon, Jokowi saya mau bertemu, ingat Pak Habibie dulu! Datang dan diskusi.

Toh pilihan, dan itu bebas. Dan momentum usai berduka ganda itu baru kali ini Pak Beye hadir memberikan pernyataan politik. Menarik adalah mengapa Jiwasraya dan menyebut nama dari para "target", padahal banyak skandal yang mulai dikuak era Jokowi-Amin. Ada yang jauh lebih heboh Garuda, toh diam saja.

Ada beberapa hal cukup janggal dan menarik untuk dilihat lebih dalam lagi pernyataan Pak Beye:

Pertama, soal penyebutan nama-nama yang hendak dibidik. Ini jelas tidak patut, apalagi beliau sendiri mengaku itu sebagai berita yang belum jelas dan pasti. Namun menyebut menteri dengan nama dan juga periode lalu, kemudian mengaitkan dengan Presiden. Kurang patut karena yang menyampaikan adalah Presiden ke-6 dan juga ketua umum parpol dalam parlemen.

Sisi kedua kurang patut adalah, tahu kalau itu masih belum pasti. Artinya beliau paham itu adalah hal yang bisa benar bisa tidak. Bisa juga sama sekali tidaktepat demikian. sangat baik jika beliau mengatakan, ada pihak-pihak yang menjadi target dan itu tidak bagus. Itu jauh lebih elegan dan bijaksana.

Kedua, kader Demokrat jangan ikut-ikutan. Lha inisiatif pertama dari kader Demokrat kog. Jadi bukan ikut-ikutan mereka. Aneh dan lucu nasihat seperti ini. Seolah  Demokrat apalagi Pak Beye adalah pahlawan bagi bangsa ini dalam kasus Jiwasraya ini. Tidak perlu ada kata demikian,  jika tahu dengan baik sejak awal mengikuti dinamika politik, apalagi ketua umum partai. Partai parlemen, beda dengan partai tidak lolos yang bisa bicara asal-asalan.

Ketiga, mengapa reaktif ketika menyangkut Jiwasraya. Memangnya kasus yang dibuka hanya ini? Kan tidak.  Sangat menarik melihat kelanjutannya. Setuju pegusutan sampai ke akar-akarnya, jangan hanya bicara soal pemilu dan pilpres 2019, toh BPK mengatakan laporan 2006 ada rekayasa laporan. Jika itu semua ditelisik dengan jujur jauh lebih membahagiakan bagi rakyat kog, adil dan bersih.

Apa yang sekilas tampak justru bisa menjadikan pertanyaan lebih lanjut?

Mengapa Demokrat dan Pak Beye demikian reaktif. Hal yang jamak terjadi, ketika ada reaksi berlebihan, biasanya ada apa-apanya dengan yang bersangkutan. Dengan penyebutan nama, seolah mau melindungi si tersebut, padahal sejatinya malah melindungi dirinya dan kelompoknya tentunya.

Kerusakan sistem itu jau-jauh waktu, bukan tiba-tiba kemudian terjadi dalam hitungan jam atau bulan. Jadi suka atau tidak, keterlibatan presiden periode sebelumnya sangat mungkin. Konteks inilah tidak ada mantan presiden justru terpakai dengan baik dan benar. Jangan hanya malah ketika baik dan berprestasi kemudian mau mengakui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun