Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Oposan, Buzzer, Partai Politik, dan Kursi Kabinet

10 Oktober 2019   14:04 Diperbarui: 10 Oktober 2019   14:17 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lucu juga jika demikian, ketika ada noda mereka seolah-olah anti dan jauh-jauh, begitu ada madunya mereka semua merapat dan berharap dapat sesuatu. Jelas bukan dalam kapasitas membela buzzer, atau mencela parpol dan ormas, namun yang bekerjalah yang layak mendapatkan upah. Jika tidak berarti maling, malas, atau malak.

Menyatakan diri netral hanya dalih agar bisa mendapatkan buah dari siapapun yang menang, beneran demikian? Jika memang netral jelas juga netral tidak berharap memperoleh kursi. Itu adil namanya. Tidak mau susahnya mau enaknya. Tidak mau mengupas nangka mau manisnya.

Parpol benar mereka yang paling berhak mendapatkan prioritas, namun jangan lupa presiden yang mendapatkan mandat dan hak prerogatif. Sejatinya bangsa dan negara yang harus menjadi prioritas. Orang-orang terbaik dalam menjalankan roda pemerintahan, apapun latar belakangnya.

Miris ketika orang berlatar belakang  parpol banyak yang masuk dan antri dalam kasus korupsi. Begitu banyak orang parpol yang sudah terjerat dan jatuh. Itu masalah juga sejatinya. Namun apa mau parpol sadar akan kelemahan itu?

Mengapa Tempo begitu meradangnya? Kemarin dalam salah satu komentar atau tayangan media sosial mengatakan, buzzer rela teriak karena Jokowi, belum tentu ada elit lain yang akan dibela seradikal Jokowi. Masalah hidung pinokio menjadikan Tempo merana. Terjun bebas. Wajar jika mereka menuding bak orang mau tenggelam, menghantam siapa saja. Dan itu adalah konsekuensi logis.

Tempo sebagai salah satu contoh kasus di mana mereka bisa "ditenggelamkan" kekuatan buzzer, ingat ini sesuai terminologi mereka sendiri. Pun demikian juga bagi ormas dan parpol yang bermain-main pada komitmen berbangsa dan bernegara.

Ini bukan soal Jokowi semata, namun soal harkat dan martabat bangsa. Kebetulan adalah Jokowi yang hingga hari ini masih cukup bisa dipercaya dibandingkan elit yang lain. Itu perbedaannya.

Ketika yang lain berbicara kursi, relawan sudah akan beralih pada kisah-kisah bernegara yang lain. Jalani saja peran masing-masing dengan apa adanya.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun