Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Babak Baru Politik DKI, Gerindra Buka Opsi Evaluasi Dukungan bagi Anies

24 April 2019   17:59 Diperbarui: 24 April 2019   18:29 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Posisi parpol hanya diawal saja dengan tanda tangan untuk ke KPUD, setelah itu tidak ada gunanya. Lihat saja bisa partai pengusung pun "berkelahi" di gedung dewan. Posisi parpol tidak kuat banget untuk kepala daerah yang sudah berjalan.

Gertakan semata agar Anies tidak macam-macam, usai ia digertak M Taufik soal uang dan amplop yang ditangani kepolisian di depan markah kemenangannya. Seolah Anies dalam mata Taufik berlebihan bersikap yang cenderung malah menyusahkan "rekan" sendiri.  Menambah was-was dan cemas Gerindra jika dilepas bersama PKS.

Pilihan untuk menahan DKI-2 juga cukup cerdik bagi Gerindra, jangan sampai mereka tidak memiliki sama sekali keterwakilan, apalagi jika keduanya PKS, bisa celaka dan habis masa depan Gerindra. Susah menentukan siapa yang pas bisa mengamankan partai dan mengendalikan Anies.

PKS ditekan untuk ingat bahwa Gerindra memiliki banyak kelebihan di masa lalu, yang itu perlu diingat oleh PKS. Meskipun peta sudah bergeser, toh itu perlu dinyatakan dan dikatakan agar mereka ingat bahwa ada partner di masa lalu yang masih ada juga.

Apa yang ditampilkan dalam drama DKI ini sebenarnya jelas kog ke mana orientasi mereka. Pembangunan yang terkesan mundur, lebih banyak wacana, dan antitesis Ahok-BTP jelas hanya sebentuk yang penting ada gawe, meskipun itu buruk sekalipun. Normalisasi jadi naturalisasi namun nol besar, kini PBB yang sudah berjalan dibatalkan lagi, dan sejenisnya itu hanya sebentuk gaya semata.

Hal yang mendasar sama sekali tidak tersentuh. Misalnya bukan ibukota negara, bisa kalah dengan daerah terbelakang sekalipun jika kepemimpinan model demikian. Apa yang ada lebih banyak kiprah pemerintah pusat. Lihat aksi sebelum Asian Games yang lampau, ide jadul yang dikemukakan.

Posisi, kursi, dan kekuasaan, abai tanggung jawab, apalagi visi  untuk pembangunan baik fisik ataupun manusia. Miris sebenarnya ketika konsep kepemimpinan semata kursi bukan isi dan visi pembangunan yang lebih menonjol.

Drama baru dibuka, dan akan bisa ke mana-mana dengan kepemimpinan nasional yang berbeda nanti. DKI-2 saja masih gelap, eh DKI-1 pun diusik. Layak ditunggu dan akan menarik.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun