Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kampanye 02 di GBK, Kali ini Saya Sepakat dengan SBY

7 April 2019   09:54 Diperbarui: 7 April 2019   10:03 4463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Marah ketika ada tudingan setuju dengan Prabowo pendukung HTI dan fundamentalis, namun cara-cara yang dipakai toh tidak jauh-jauh dari itu.  Pemakaian dan politisasi agama.

 Bangsa ini bangsa berdasar Bhineka Tunggal Ika, sebagaimana SBY nyatakan, jadi kampanye juga harus inklusif, berdasar keberagaman, bukan hanya sektarian, meskipun itu adalah paling banyak anggota masyarakatnya.

Dikotomi dan separasi jelas terlihat di sana, di mana kampanye sudah memberikan porsi  khusus, jangan salahkan kalau agama lain yang tidak merasa terakomodasi menjadi cemas, jangan-jangan kebebasan beragama akan makin susah. Ingat bagaimana Bantul dan pembakaran salib makam yang baru terjadi.

Jangan pula dijawab ibu dan adik kami atau pendidikan kami juga plural, preeeet, omong kosong semata. Tidak ada jaminan ketika pilihan berbeda dengan ucapan selama ini.

SBYdengan khasnya mengaku mantan capres  mantan presiden tidak suka rakyat dibelah dengan propancasila dan prokilafah, namun melakukannya pada detik terakhir, buat apa? Selain hanya  mau mendapatkan simpati terlambat dari sebagian pemilih nasionalis. Ini jelas bukan bagi bangsa dan negara.

Pernyataan SBY berikutnya soal sikap kepada rakyat untuk saling membenci dan memusuhi jelas sangat telat dan terlambat parah. Bagaimana perilaku Andi Arie, Ferdinand, Arief P dan sejenisnya yang dengan mudah menuding, memaki, dan menyatakan pernyataan tidak berdasar itu, diam saja. Bagaimana orang percaya pada model pemimpin demikian.

Menggaungkan lagi masa lalunya sebagai pemimpin yang toh tidak berbuat apa-apa. Artinya ya jelas bukan pemimpin partai politik yang patut dijadikan contoh dan kemudian dipilih di kemudian hari.

Menyikapi tindakan intoleransi saja semua diam kog, bagaimana perilaku elit mereka pun demikian, apalagi aksi kampanye demikian? Sepakat dengan keprihatinan SBY kali ini, namun secara umum sama sekali tidak ada manfaatnya karena toh menjelang terjadi dan akhirnya terjadi.

Basa-basi kepentingan sendiri, dan bagi koalisi 02 sudah jelas ke mana arah perjuangannya. Tudingan selama ini makin terbukti, dan itu adalah jelas bukan pilihan untuk mendapatkan kepercayaan untuk periode mendatang.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun