Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rabu Abu, Puasa ala Katolik yang Begitu "Ringan"

6 Maret 2019   09:00 Diperbarui: 6 Maret 2019   09:07 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Semakin Tergerak untuk Berbagi Berkat" sebagai tema Paskah 2019 KAS, di dalam kotak APP disematkan tulisan, berbagi tidak membuat rugi, menemukan kontekstualisasi di zaman modern ini, ketika orang berlomba-lomba mengumpulkan. Ketika mau berbagi menjadi owel, merasa eman, sayang karena sudah susah-susah mencari. Apalagi jika berpikir bahwa yang kekurangan itu karena malas.

Ladang berbagi itu sangat luas, bisa berbagi ilmu pengetahuan, berbagi kegembiraan dengan menjadi teman curhat, menjadi relawan untuk memberikan penghiburan bagi yang sakit dan di penjara. Banyak hal bisa dilakukan, jangan hanya berpikir materi atau harta semata.

Ketulusan menjadi penting. Mengapa? Tuhan sudah memberikan seluruhnya kepada kita, mengapa kita berat untuk menyalurkan rahmat itu? Hal  yang penting, melibatkan Tuhan dalam seluruh dimensi kehidupan kita. Apa yang kita miliki itu semua dari Tuhan dan sudah seharusnya kita teruskan kepada saudara-saudara kita.

Haus dan lapar memang penting, namun kalau itu hanya untuk kemegahan diri, kesalehan pribadi, dan kesuksesan personal itu belum cukup. Benar bahwa itu penting, namun jauh lebih penting lagi adalah ketika dengan itu juga ikut membahagiakan saudara saudari yang belum beruntung.

Di luar sana banyak orang yang haus dan lapar itu bukan karena pilihan, namun karena keadaan, dan tidak ada yang mau dimakan dan diminum.  Di sinilah momentum itu diperoleh. Orang tidak beruntung bukan hanya yang haus dan lapar, namun ada juga yang karena kegagalan dalam banyak aneka segi hidup. Kegagalan  berkeluarga, kegagalan karir, kegagalan studi, dan banyak hal lainnya.  Dan itulah "puasa" kita mendapatkan maknanya lebih dalam.

Nasihat Bapa Paus cukup menohok sebenarnya,

Berpantanglah dari kata-kata yang menyakitkan dan katakanlah kata-kata baik

Berpantanglah dari kesedihan dan penuhilah diri dengan rasa syukur

Berpantanglah dari amarah dan penuhilah diri dengan kebenaran

Berpantanglah dari rasa pesimis dan penuhilah diri dengan harapan

Berpantanglah dari rasa khawatir dan percayalah  pada Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun