Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penangkapan Andi Arief dan Kesalahan Jokowi, Politik Tidak Arif Duo Arief

5 Maret 2019   11:48 Diperbarui: 5 Maret 2019   12:07 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu politikus ugal-ugalan itu Andi Arief, suka atau tidak, itu menciderai semboyan Demokrat sendiri yang selalu gembar-gembor politik santun. Dulu katakan tidak pada korupsi pun dihancur leburkan sendiri oleh mereka. Politik santun pun tidak ada lagi karena ulah AA, FH, dan beberapa lagi.

Pernyataan menusuk pun sebenarnya hendak menjawab betapa AA dulu demikian kasar, sadis, dan abai akan tata krama berpolitik, ketika Ruhut mengatakan AA menggunakan narkoba karena trauma penculikan. Kisah dua dasa warsa lalu, yang masih begitu gelap, sumir, dan malah seolah  menuding yang didukung AA dan partai politiknya.

Lebih kasar, dan kasihan sebenarnya kata salah satu petinggi Gerindra yang menuding kesalahan Jokowi sehingga peredaran narkoba demikian masif. Ini sama juga dengan orang sakit perut karena kebanyakan sambel, menyalahkan penjual bakso yang menyediakan sambel pedes. Padahal banyak pembeli bakso juga baik-baik saja. Mau memakai sambel atau tidak itu bukan soal penjual bakso, soal pembeli yang memilih.

Ada beberapa hal perlu dikulik lagi sebagai berikut;

Pertama, memang hanya zaman Jokowi narkoba ada, Arief yang sama namanya, kelihatannya perlu belajar SBY bos dari AA menargetkan 2015 bebas narkoba, ia tahu 2014 itu tentu telah lengser, dan apa upaya mereka hingga 2014 telah optimal? Malah banyak terpidana mati masih terkatung-katung.

Dua, memangnya pemerintahan ini sama sekali tidak melakukan tindakan tegas dalam memberantas peredaran narkoba, bahkan pelaku dihukum mati dalam pemerintahan siapa? Siapa yang teriak-teriak HAM, membela bak babi buta dengan dalih macam-macam dulu ya? Mendadak lupa.

Tiga, tudingan ke Jokowi ini serius dan malah mempermalukan dirinya sendiri, bahwa membaca peta politik sangat maaf, bodoh. Berbeda ketika dulu sangat bersih tidak ada sama sekali, tiba-tiba menjadi pasar bebas, semua tidak dihukum, dan malah membebaskan gembong narkoba, siapa ya yang memberikan pembebasan, mendadak lupa lagi.

Empat, upaya masif dan serius pun dilakukan. Salah satu yang masih saja riuh rendah hukuman mati. Di lapas juga tidak terdengar lagi ada pabrik obat terlarang. Nah apakah AP tidak mendengar atau tidak mau  tahu. Jika tidak mendengar, sudah jelas tidak layak memenangkan pemilu karena ia tidak cukup pengetahuan, sama juga rekannya. Jika mendengar namun tidakmau tahu, lebih parah bahwa pola pikirnya sesat hanya yang menyenangkan kelompoknya yang diterima data dan faktanya.

Itu sisi AP, yang tidak arif dalam menggunakan data dan fakta untuk aksi politiknya. Dampak lebih luas dari dua perilaku tidak arif para Arief ini adalah:

Dua perilaku Arief yang tidak arif ini justru menepuk air terpecik muka sendiri. Betapa ugal-ugalannya Andi Arief selama ini, dengan mudah menuding pemerintah begini dan begitu kemudian berlindung di balik kebebasan berpendapat dan demokrasi. Nah dengan tertangkap narkoba, jangan sampai malah menjadi tuduhan baru.

Baiknya adalah narkoba, dan itu bisa dibuktikan, meskipun sebagai pengguna saja, toh hukuman moral dan sosial tentu akan menyesakan Demokrat. Antikorupsi sudah hancur, bersih dan santun pun makin terpuruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun